Mantan Menteri Keuangan Era Orde Baru Usulkan Paket Kebijakan Ekonomi
Fuad Bawazier menilai paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo tidak mendapat respons positif dari masyarakat.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan era orde baru Fuad Bawazier menilai paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo tidak mendapat respons positif dari masyarakat.
Fuad pun memiliki usulan paket kebijakan ekonomi yang langsung menyentuh masyarakat.
Usulan paket kebijakan ekonomi itu terbagi dalam tujuh poin. Poin pertama yakin deposito berbentuk uang yang ditaruh di bank tidak mengusut asal-usul uang tabungan. "Saya menduga sudah banyak uang disimpan di bawah bantal atau di rumah," kata Fuad dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Minggu (4/10/2015).
Poin kedua, tidak mengusut asal-usul modal. Pasalnya, kata Fuad, banyak orang takut menaruh uang di bank. Ketiga, menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan cepat. "Jangan rakyat yang menyubsidi pemerintah," kata Anggota Dewan Pembina Gerindra itu.
Keempat, kata Fuad, menurunkan tarif dasar listrik terutama industri. Sedangkan penurunan harga listrik untuk rumah tangga agar masyarakat memiliki daya beli. Kemudian kelima, deregulasi total perizinan.
"Karena perizinan di Indonesia sudah menjadi bisnis yang luar biasa. Karena sudah harus mengurus menggunakan calo. Pejabat berlomba-lomba menerbitkan izin untuk tambahan uang," kata Fuad.
Poin keenam yakni melonggarkan pertambangan rakyat. Fuad menilai banyak masyarakat menggantungkan hidupnya dari usaha tambang.
"Yang diizinin Freeport dan Newmont, diskriminasi kepada rakyat, ini aneh," ujarnya.
Poin ketujuh dengan memberikan izin kepada orang pribadi atau asing untunk tinggal di non landed house di sekitar Jabodetabek
"Kalau dilakukan perekonomian bakal bergerak. Jangan usut asal-usul modal. Tujuh paket ini lebih riil, lebih greget. Akan berefek dan terasa kepada masyarakat," tuturnya.