Warning IMF: Waspadai Perubahan Basis Perekonomian China
IMF meminta kepada pemerintah untuk mengambil tindakan guna mengatasi tantangan yang ada.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa sistem keuangan dunia menghadapi resiko dari negara-negara berkembang, utamanya China, dengan pertumbuhan ekonomi dunia bisa turun sebanyak tiga persen.
Dalam laporan terbaru Stabilitas Keuangan Dunia, IMF mengatakan pasar negara berkembang bisa menjadi sumber ketidakstabilan, karena masalah seperti harga komoditi yang melemah, turunnya pertumbuhan ekonomi, naik turunnya pasar saham, dan tingginya utang perusahaan.
IMF meminta kepada pemerintah untuk mengambil tindakan guna mengatasi tantangan yang ada.
Laporan itu secara khusus menyebut China sebagai negara yang perlu dikhawatirkan, karena sedang berusaha mengubah dari negara yang perekonomiannya direncanakan oleh negara menjadi perekonomian berbasis pasar.
"Pihak berwenang China menghadapi tantangan kebijakan yang belum pernah dihadapi sebelumnya dalam usaha mencapai tujuan mereka menuju ke arah model pertumbuhan baru dan sistem keuangan berbasis pasar," tulis IMF.
"Mencapai hasil ini memerlukan reformasi yang berhati-hati dan kebijakan yang konsisten," lanjut IMF.
IMF dan Bank Dunia sedang mengadakan pertemuan tahunan di Lima, Peru.
Namun Wakil Gubernur Bank Sentral China Yi Gang mengesampingkan pendapat IMF tersebut. "Saya akan mengatakan jangan khawatir," katanya.
"China masih memiliki potensi besar dalam pertumbuhan menengah ke tinggi dalam masa pendek," katanya dalam pertemuan tersebut.
Laporan Stabilitas Global ini mengatakan bahwa stabilitas keuangan dunia sudah meningkat sejak laporan yang dibuat sebelumnya oleh IMF di bulan April 2015 namun ancaman masih ada.
Dalam bagian laporannya, IMF mengatakan negara-negara yang memiliki sumber daya alam melimpah menghadapi tantangan besar dalam menghadapi harga komoditi yang tidak bisa diramalkan.
IMF memperingatkan bahwa mereka harus mampu mengatur belanja pemerintah dalam menghadapi naik turunnya harga komoditi.