Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Hindari Kecelakaan, Kemenhub Wajib Turun ke Bawah untuk Pantau Maskapai

Pembelajaran penyebab kecelakaan pesawat di dalam maupun luar negeri, patut dipelajari oleh pilot

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
zoom-in Hindari Kecelakaan, Kemenhub Wajib Turun ke Bawah untuk Pantau Maskapai
bbc.co.uk
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembelajaran penyebab kecelakaan pesawat di dalam maupun luar negeri, patut dipelajari oleh pilot dan seluruh manajemen setiap maskapai penerbangan nasional agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Pengamat Penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan, kecelakaan pesawat tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga terjadi di luar negeri. Oleh sebab itu, diperlukan training center setiap maskapai untuk melatih seluruh pilot dan pihak terkait untuk selalu mempelajari penyebab kecelakaan pesawat.

"Misalnya kejadian Aviastar, Trigana dan lainnya. Ini penyebab kecelakaan harus dipelajari, simulasikan, bagaimana mengatasi jika terjadi turbulensi atau lainnya. Jadi tidak terulang lagi kecelakaan oleh penyebab yang sama," ujar Dudi saat dihubungi Tribunnews.com, Jakarta, Sabtu (12/10/2015).

Menurut Dudi, kejadian kecelakaan pesawat bukan selalu disebabkan oleh pilotnya, tetapi juga bisa disebabkan oleh petugas menara yang tidak berkompeten ataupun lalai dari tanggungjawabnya.

"Sumber daya manusia kita memang terbatas dengan jumlah pesawat dan penumpang yang banyak. Kementerian Perhubungan juga perlu turun ke bawah untuk memantau seluruh maskapai untuk melakukan pembelajaran kejadian-kejadian penyebab kecelakaan," tutur Dudi.

Hingga saat ini, Dudi baru mengetahui manajemen Garuda Indonesia saja yang telah melaksanakan pembelajaran penyebab kecelakaan kepada seluruh pilot, teknisi dan SDM perseroan lainnya.

"Saya tidak tahu yang lain sudah apa belum, saya tahu Garuda telah melaksanakannya karena waktu itu saya hadir saat pembelajaran tersebut. Ini sangat perlu dipelajari seluruh maskapai," ujar Dudi.

BERITA TERKAIT

Sementara mengenai kejadian hilangnya helikopter carter tipe EC 140 PK-BKA pada hari ini di Samosir. Dudi mengaku belum mengetahui secara jelas penyebab hilang kontak helikopter yang membawa tiga penumpang dan dua awak pesawat Captain Teguh Mulyatno serta teknisi Hari Poerwantono.

"Saya belum mengetahuinya, tapi persoalan kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap itupun bisa mempengaruhinya," ucapnya.

Seperti diketahui kejadian kecelakaan pesawat yang memakan korban terjadi dengan jarak waktu tidak lama. Pada akhir tahun lalu, AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura membawa 155 penumpang jatuh disekitar Selat Karimata, Kalimantan Tengah.

Kemudian pesawat Lockheed C-130B Hercules milik TNI AU jatuh di Medan dan menimpa perumahan penduduk pada 30 Juni 2015. Selanjutnya, pesawat ATR 420300 yang dioperasikan Trigana Air Service jatuh di dekat sekitar Oksibil, Papua pada 16 Agustus 2015.

Belum lama ini, Pesawat Aviastar rute Masamba-Makasaar pada 2 Oktober ‎2015 dan ditemukan pada 5 Oktober 2015 jatuh di pegunungan Bajaja. Kemarin, helikopter carter tipe EC 140 PK-BKA yang dioperatori PT Penerbangan Angkasa Semesta hilang kontak di sekitar Samosir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas