Produksi Kedelai dan Jagung Anjlok akibat Kemarau
Kemarau menyebabkan petani kedelai dan jagung di Kabupaten Polewali Mandar mengalami gagal panen
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, POLEWALI - Kemarau selama tiga bulan terakhir menyebabkan petani kedelai dan jagung di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat mengalami gagal panen.
Akibatnya, produksi kedelai dan jagung merosot tajam hingga turun 80 persen.
Tak hanya mengakibatkan produksi merosot drastis, para petani juga mengalami kerugian finansial cukup besar.
Pasalnya, untuk menanam kedelai atau jagung para petani harus mengeluarkan modal setidaknya Rp 15 juta per hektare.
Modal itu digunakan untuk pengadaan bibit, biaya pengolahan, penanaman hingga biaya pembelian pupuk dan pestisida.
Rahmat, petani kedelai di Tonyamang, mengaku sangat frustrasi dengan situasi saat ini.
Dia telah berupaya keras menyelamatkan tanaman kedelai, jagung dan cabai miliknya. Namun, akibat pasokan air terbatas dan sumber air berjarak cukup jauh dari kebunnya, produksi kedelainya anjlok.
Jika dulunya panen kedelainya bisa empat ton per hektar, kini nyaris tak mencapai satu ton. Alhasil, Rahmat yang memiliki lahan seluas 15 hektare harus memikul kerugian cukup signifikan.
“Kerugian modal awal saja mencapai Rp 15 juta per hektare, belum termasuk kerugian lainnya,” ujar Rahmat.
Kerugian petani kian bertambah besar lantaran mereka harus menyewa mesin penyedot air untuk menyelamatkan tanamannnya.
Sayangnya, mesin yang mereka sewa dengan harga mahal tak bisa berfungsi maksimal lantaran sumber air yang minim.
Selain itu, jarak sumber air dan lokasi perkebunan yang cukup jauh membuat mesin yang disewa tak maksimal bekerja. (Junaedi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.