Kuartal III, Penyaluran Kredit BNI Naik 14,6 Persen
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 6 triliun pada akhir September 2015
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 6 triliun pada akhir September 2015. Jumlah itu mengalami penurunan 21,2 persen dari setahun sebelumnya Rp 7,61 triliun.
Di sisi lain, kredit yang berhasil disalurkan perseroan pada akhir kuartal III-2015 mencapai Rp 307,12 triliun atau naik 14,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp 267,94 triliun.
Adapun persentase kenaikan penyaluran kredit dicapai secara berimbang antara penyaluran kredit business banking (korporasi, BUMN, usaha menengah dan kecil) maupun penyaluran kredit konsumer.
Komposisi pinjaman yang disalurkan adalah untuk segmen usaha menengah dan kecil 27,8 persen, segmen korporasi 26,2 persen, BUMN 17,7 persen, kredit konsumer 17,9 persen, dan pembiayaan anak perusahaan dan cabang luar negeri sebesar 10,6 persen.
Terkait dengan perolehan laba bersih, Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni menyatakan manajemen tetap fokus dalam memperkuat fundamental keuangan menghadapi gejolak ekonomi yang tidak menentu. Untuk itu, BNI melakukan penyisihan pencadangan (provisi) hingga tercapai coverage ratio 138,8 persen.
"Pada Kuartal III-2015 ini, penyisihan pencadangan mencapai Rp 6,40 triliun atau naik hingga 93,6 persen dibanding periode yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp 3,31 triliun year on year," ujarnya Kamis (15/10/2015).
Dari sisi liabilitas, total DPK yang dihimpun BNI hingga akhir Kuartal III 2015 mencapai Rp 349,44 triliun atau tumbuh 13,3 persen dibanding posisi akhir Kuartal III 2014 yang sebesar Rp 308,33 triliun dengan komposisi dana murah atau CASA (curent account saving account) dipertahankan di atas 60 persen dari total DPK dan per 30 September 2015 masih mencapai 60,9 persen.
Hingga akhir September 2015, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perseroan mencapai Rp 349,44 triliun atau tumbuh 13,3 persen jika dibandingkan dengan posisi akhir Kuartal III-2014 yang sebesar Rp 308,33 triliun. Dari jumlah itu, dana murah, yakni tabungan dan deposito, masih mendominasi perolehan DPK BNI.
Dari sisi rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) BNI hingga Kuartal III-2015 meningkat dari 16,2 persen menjadi 17,4 persen. (Antonius Googie)