Tahu Pentingnya Berasuransi Tapi Tidak Ikut Asuransi
Survei Nasional Literasi Keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2013 menunjukkan bahwa baru 18 persen mengerti manfaat asuransi
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tantangan industri asuransi saat ini adalah rendahnya pemahaman pentingnya asuransi dan perencanaan keuangan dalam kehidupan. Banyak masyarakat Indonesia saat ini yang sudah paham dan mengerti pentingnya asuransi.
"Tetapi mereka tidak melakukan tindakan apapun untuk melindungi diri, keluarga serta aset melalui asuransi dalam kehidupan mereka,” kata Hendrisman Rahim, Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) di Jakarta, Kamis (15/10/2015).
Survei Nasional Literasi Keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa baru 18 persen sudah mengerti manfaat asuransi dengan baik (well literate).
Namun hanya 12 persen penduduk Indonesia yang menggunakan produk dan jasa perasuransian.
"Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa merupakan pasar yang potensial bagi industri asuransi," tuturnya.
Terlebih pertumbuhan kelas menengah di Indonesia terbilang besar dan bahkan diperkirakan akan mencapai 141 juta orang pada tahun 2020 mendatang.
Rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia membutuhkan strategi khusus yang perlu dikembangkan untuk mengenalkan pentingnya asuransi kepada masyarakat Indonesia. "Salah satunya merayakan Hari Asuransi 2015 (Insurance Day 2015) yang jatuh pada tanggal 18 Oktober 2015 mendatang," katanya.