Belajar di Perusahaan Mertua, Kini Katrin Sukses Jalani Roda Bisnis Sri Djaya Bali
Katrin Suthajaya memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri dengan nama Sri Djaya Bali di Jalan Tukad Balian Nomo
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM - Berbekal pengalaman berbisnis dari perusahaan pakaian jadi milik mertua, Katrin Suthajaya memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri dengan nama Sri Djaya Bali di Jalan Tukad Balian Nomor 146, Renon, Denpasar, Bali.
Perempuan berusia 36 tahun, menekuni dunia bisnis pakaian sejak 2000 di Tini's Collection Bali milik mertuanya. Ia ditugaskan mengelola divisi kreatif dan membantu produksi pakaian jadi.
"Pada 2006, ingin mandiri dan mendirikan CV Sri Djaya Bali, agar memperoleh legalitas usaha serta memperoleh badan usaha agar dapat mengurus izin usaha dan lainnya," ujar Katrin.
Suka duka Ia lalui dalam menjalankan bisnis pakaian mayoritas khusus perempuan. Sejak awal hingga sekarang, Katrin tekun menjalan bisnis berbagai pakaian jadi yang banyak mempergunakan aksesoris seperti mote, aplikasi dan lainnya. Semua ini dikerjakan secara tradisional atau menggunakan tangan tanpa mesin.
Persoalan menghadapi masalah akibat kualitas kain setelah diprin tidak sesuai harapan, atau saat monte yang telah dipasang ternyata luntur dianggap sebagai pelajaran berharga dalam menciptakan pakaian yang lebih berkualitas.
"Semua pengalaman di awal usaha ini membuat kami belajar untuk menjalankan usaha berkelanjutan. Sukanya menjalan bisnis tentu dapat menuntaskan order pelanggan dengan baik, sehingga buyer akan kembali memberi order lagi," tuturnya.
Awal membuka usaha, Katrin sudah memiliki karyawan untuk membantu produksi pakaiannya. Di mana, karyawan yang pertama direkrutnya sebanyak 20 orang dan kini telah mencapai 100 karyawan. Dengan Sumber Daya Manusia (SDM) dan bahan baku mayoritas lokal yang berkualitas, hasil produksinya lebih banyak untuk diekspor.
Perempuan berlatar belakang Sarjana Hukum ini, sejak awal mendirikan usaha sudah memasarkan pakaian ke berbagai negara, mulai dari Prancis, London, Australia, Itali, Amerika Sekitar dan lain-lainnya. Kata Katrin, pakaian hasil karyanya sudah diekspor belasan negara.
"Pemasaran produk awalnya dilakukan melalui pameran di dalam dan luar negeri. Selanjutnya kami menjaga kepercayaan pelanggan dengan produk berkualitas dan dikirim tepat waktu," ucap Katrin anak ke dua dari dua bersaudara.
Untuk pasar dalam negeri, Katrin membuka satu toko resmi dengan nama Seta Danda di Jalan Raya Seminyak, pertokoan Seminyak Centre Nomor 75U. Disini, masyarakat dapat membeli ataupun memesan pakaian yang sesuai dengan keinginannya.
"Kami memang tidak menjual produk banyak di dalam negeri, tetapi kami memproduksi order yang diberikan oleh customer kami. Di pasar lokal bisa dibeli di Seta Danda dan pasar dunia tenggantung order, di London ada di toko Hunza," paparnya.
Sementara mengenai omset dalam satu tahun dari penjualan dalam negeri dan luar negeri, Katrin mengaku sangat bervariatif akan tetapi nilai Rp 10 miliar sampai Rp 15 miliar pasti didapatkan dalam satu tahun. "Kalau modal awal, banyak dibantu oleh para supplier, disamping modal sendiri," ucap Katrin.