Yang Ingin Indonesia Gabung TPP Pengusaha yang Produknya untuk Ekspor
Ada pihak yang ingin Indonesia bergabung, dan ada yang tidak ingin negara ini masuk ke TPP.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbicara mengenai perlu atau tidaknya Indonesia menjadi anggota Trans Pacific Partnership (TPP) atau Kemitraan Trans Pasifik, menimbulkan berbagai respon di masyarakat.
Ada pihak yang ingin Indonesia bergabung, dan ada yang tidak ingin negara ini masuk ke TPP.
"Memang terkait TPP terbelah dua. Ada yang ingin dan ada yang tidak. Yang ingin masuk adalah pemain (pengusaha) global," kata Yose Rizal, Ketua Departemen Ekonomi CSIS, dalam diskusi bertajuk 'Untung-Rugi Gabung TPP' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (21/11/2015).
Yose menjelaskan, pengusaha yang ingin Indonesia masuk ke dalam keanggotaan TPP adalah mereka yang pangsa pasarnya khusus untuk ekspor.
Sedangkan pengusaha yang mengandalkan penjualannya di Indonesia tentu belum berpikir gabung ke TPP adalah sebuah kebutuhan.
"Perusahaan yang 99 persen produknya untuk ekspor ingin gabung ke TPP. Mereka mendukung Indonesia masuk ke TPP, karena kalau tidak bergabung mereka akan rugi," ujarnya.
Indonesia, kata Yose juga akan mendapatkan dampak jikalau tidak bergabung dengan TPP.
Ia mencontohkan bagaimana investor akan mengutamakan negara-negara TPP untuk menanamkan modalnya dibanding ke negara yang tidak menjadi kemitraan TPP.
"TPP bukan semata-mata perdagangan saja, tapi juga investasi. Misalnya ada investor berminat investasi di Indonesia, tapi Indonesia tidak ikut TPP dan investor itu bisa mengalihkan ke Vietnam misalnya," katanya.