Migrasi Kartu Debit ke Chip, BCA Tunggu Perintah BI
BCA masih menunggu kabar resmi dari Bank Indonesia (BI) untuk migrasi kartu debit dari magnetic stripe ke chip
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sylke Febrina Laucereno
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) masih menunggu kabar resmi dari Bank Indonesia (BI) untuk migrasi kartu debit dari magnetic stripe ke chip.
Head of Group Business Consumer Card BCA Santoso mengatakan, saat ini BCA sudah menyiapkan diri untuk migrasi tersebut. “Kami masih tunggu kabar resmi dari BI, tapi kami sudah menyiapkan diri,” ujar Santoso di Jakarta, Senin (30/11/2015).
Dia mengatakan, untuk migrasi magnetic stripe ke chip, dibutuhkan migrasi sistem dari mesin electronic data capture (EDC) dan Automatic Teller Machine (ATM) untuk mendukung suksesnya migrasi tersebut.
“Hampir sebagian besar ATM yang masih merk lama belum disertifikasi,” kata dia. Menurut Santoso, biaya per chip sekitar 2 dolar AS per kartu.
Sebelumnya, Deputi Gubernur BI, Ronald Waas mengatakan, BI menargetkan perpindahan teknologi bisa dilakukan akhir tahun ini. “Migrasi dari magnetic stripe ke chip memang keharusan untuk alasan keamanan, tapi untuk kartu ATM debit butuh waktu yang lebih panjang,” kata Ronald.
Dia menceritakan, pengamanan kartu menggunakan chip akan lebih baik jika dibandingkan menggunakan magnetic stripe. Pada 2006 BI mulai melakukan perpindahan dengan kartu kredit hingga 2010 sudah selesai migrasi menggunakan chip.
Untuk perpindahan, dibutuhkan perubahan sistem pada mesin ATM yang saat ini sudah mencapai hampir 100 ribu unit dan mesin electronic data capture (EDC) yang jumlahnya sekitar 1 juta unit.“Dalam proses ini, BI tidak ingin nasabah dirugikan,” ujarnya.
Berdasarkan data BI, pada statistik alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) beredar, jumlah kartu kredit per Agustus 2015 mencapai 16,7 juta kartu. Sedangkan ATM 7,83 juta kartu. Sedangkan, kartu ATM + debit tercatat 107,04 juta kartu.