TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dana Moneter Internasional (IMF) memutuskan untuk memasukkan mata uang yuan China ke jajaran mata uang utama dunia.

Anggota dewan IMF menyepakati keputusan ini pada, Senin (30/11/2015).

Lembaga ini akan memasukkan yuan atau dikenal sebagai renminbi ke dalam jajaran mata uang utama dunia mulai bulan Oktober tahun mendatang.

Mata uang yuan juga termasuk sebagai Hak Penarikan Istimewa (SDR) dalam jajaran mata uang utama dunia kelima setelah dolar, euro, pound sterling dan yen Jepang.

Sebagai informasi, jajaran mata uang dunia itu menjadi aset cadangan yang bisa digunakan ketika negara-negara anggota IMF kekurangan mata uang asing.

Kehadiran yuan akan mencapai lebih dari 10 persen dalam jajaran tersebut atau ada di peringkat ketiga setelah dolar dan euro. Sementara yen Jepang berada di peringkat keempat.

Langkah IMF tersebut dinilai akan berdampak pada angka perdagangan China yang besar dan penerimaan yang luas dalam transaksi internasional.

Sementara itu Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengatakan, masuknya yuan ke jajaran daftar mata uang IMF sepertinya tidak akan berdampak langsung bagi ekonomi global maupun transaksi modal.

Aso juga memberikan pernyataan pada wartawan, Selasa (1/12/2015) bahwa ia berharap China akan mendorong reformasi keuangan dan pasar modal.

Ditambahkan Menteri Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan bahwa Jepang akan menghormati keputusan yang dibuat untuk mencerminkan kepentingan mata uang terkemuka dari perspektif perdagangan dan sistem keuangan global.

Kata dia juga, keputusan itu tidak memiliki dampak langsung ke transaksi sektor swasta karena didominasi oleh transaksi pasar modal dunia.

Sementara itu, Bank Sentral China menyambut baik keputusan IMF memasukkan yuan sebagai salah satu mata uang utama dunia.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa (1/12/2015), Bank Rakyat China menyatakan bahwa keputusan tersebut menegaskan perkembangan ekonomi Cina dan pencapaiannya dalam reformasi serta kebijakan terbuka. (NHK)