Newmont Bakal Pecah Kongsi dengan Freeport Bangun Smelter
Sejak Arifin Panigoro muncul sebagai pengusaha yang ingin mengambil saham mayoritas PT Newmont Nusa Tenggara, pengembangan bisnis perusahaan tambang a
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak Arifin Panigoro muncul sebagai pengusaha yang ingin mengambil saham mayoritas PT Newmont Nusa Tenggara, pengembangan bisnis perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut akan banyak berubah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengungkapkan Newmont rencananya tidak akan bergabung bersama PT Freeport Indonesia lagi dalam membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter).
Rencananya Newmont akan membangun smelter tersebut saat Arifin Panigoro resmi mengambil sahamnya.
"Newmont beralih kepemilikan, katanya pengusaha nasional yang mengambil alih mereka mengatakan akan bangun smelter sendiri," ujar Sudirman di rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di komplek DPR/MPR, Selasa (1/12/2015).
Sudirman memaparkan meski Arifin Panigoro akan mencaplok saham Newmont mayoritas, namun sebagai perusahaan yang masuk Kontrak Karya Newmont tetap harus melakukan divestasi.
Hingga saat ini saham Newmont di Indonesia baru 7 persen.
"Kalau dimiliki sebagian besar indonesia masih ada kewajiban divestasi, Newmont masih masuk kewajiban divestasi," ungkap Sudirman.
Sudirman pun mengakui kehebatan Bos Medco Energy tersebut.
Pasalnya selama Newmont beroperasi di Indonesia, baru ada pengusaha nasional yang siap mengambil saham mayoritas Newmont sampai 76 persen.
"Akan diambil cukup besar saham mayoritas," kata Sudirman.