Banyak BUMN Dianggap Salah Kelola
Puluhan relawan yang telah masuk dalam jajaran komisaris di BUMN mengungkap adanya pengelolaan perusahaan milik negara yang salah urus
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Puluhan relawan yang telah masuk dalam jajaran komisaris di BUMN mengungkap adanya pengelolaan perusahaan milik negara yang salah urus. Diungkap, banyak BUMN yang salah kelola yang seharusnya menjadi lokomotif perekonomian nasional. Akan tetapi, justru menjadi beban bagi perekonomian nasional.
"Indonesia punya 119 BUMN yang mencakup 14 perusahaan umum (Perum), 85 perseroan, dan 20 perseroan terbuka (Tbk). Saat ini, profit seluruh BUMN sekitar Rp145 triliun, yang hanya dihasilkan oleh 20 BUMN saja. Memprihatinkan sekali," ujar Roy Maningkas, komisaris Krakatau Steel Tbk, saat menggelar jumpa pers bersama di Jakarta, Senin (7/12/2015).
Para komisaris yang menggelar jumpa pers bersama antara lain, komisaris Krakatau Tbk Hilmar Farid, Komisaris Danareksa Kartika Djoemadi, Komisaris Indofarma Teddy Wibisana, Komisaris Waskita Karya Victor Sirait.
Kemudian, Komisaris Telkom Tbk Margiyono, Komisaris Telkomsel Tbk Diaz Hendropriyono, komisaris BTN Arie Coerniadi, Komisaris Semen Indonesia Tbk Sonny Subrata dan Komisaris Hotel Indonesia Natour Michael Umbas.
Diungkap Roy, sebagian besar BUMN yang untung merupakan BUMN yang cenderung proteksi, tidak perlu susah karena sudah ada pasarnya. Sementara sisanya, menjadi BUMN yang menjadi beban negara.
"BUMN adalah kekuatan ekonomi yang sangat besar dengan asset total sebesar Rp4.600 triliun. Jika dikelola dengan tepat sebagai kesatuan, tentu BUMN dapat berperan sebagai agen perubahan, "Komisaris Indofarma Tbk Teddy Wibisana menambahkan
Teddy menegaskan kembali, setelah ikut terlibat dalam proses pengambilan kebijakan di dalam tubuh BUMN, ia melihat ada beberapa agenda yang mendesak tentunya harus dilakukan.
Yang paling pertama adalah pembenahan pengelolaan BUMN sebagai sebuah kesatuan yang dapat menjalankan agenda pembangunan secara sinergis. Kedua, pembersihan BUMN sebagai sebuah kesatuan yang dapat menjalankan agenda pembangunan secara sinergis," ungkapnya.
"Ketiga, peningkatan efisiensi di tiap BUMN melalui pengembangan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia. Ke empat, mengikis mental proyek yang dapat mendominasi banyak BUMN. Dengan cara atau langkah konkret BUMN bisa menjadi kekuatan ekonomi. Kekuatan yang menjalankan program jalan perubahan secara konsekuen," Vicktor Sirait, komisaris Waskita Karya Tbk menegaskan.