BI Rate Bisa Ditekan ke Angka 6 Persen
Ekonom Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa Bank Indonesia (BI) harus berani menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa Bank Indonesia (BI) harus berani menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate.
Tujuannya adalah agar perekonomian nasional dapat bergerak dan tumbuh lebih cepat dibandingkan tahun 2015.
Purbaya menjelaskan, ketika kinerja inflasi telah menunjukkan perbaikan seperti saat ini, maka seharusnya suku bunga acuan diturunkan.
Saat ini, bank sentral memiliki ruang yang amat lebar untuk menurunkan BI rate.
"Kalau bunga turun, kebijakan moneter mulai longgar, ada dorongan tambahan dari moneter ke ekonomi kita dan ekonomi kita bisa tumbuh lebih cepat dari tahun ini," kata Purbaya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (16/12/2015).
Purbaya memandang penurunan suku bunga akan memberikan pandangan akan prospek pertumbuhan ekonomi RI kepada investor.
Pasalnya, investor asing akan cenderung menanamkan modalnya di negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
"Kalau kita turunkan suku bunga dari 7,5 persen ke 6,5 atau 6 persen, tidak serta-merta membuat orang lari ke luar, malah membuat orang masuk ke sini karena mereka pikir ekonomi kita akan tumbuh lebih cepat," terang Purbaya.
Kalau bank sentral berani, imbuh Purbaya, maka BI rate dapat diturunkan ke 6 persen. Namun, alternatif lain adalah menyesuaikan suku bunga acuan ke 6,5 persen.
Langkah tersebut diyakininya sudah cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih cepat dari sekarang.
"Saya pikir mereka akan melihat dulu bagaimana reaksi pasar terhadap kenaikan bunga di AS. Kalau (pasar) tenang, mereka di Januari bisa lebih agresif menurunkan bunga. Tetapi, kalau (pasar) fluktuatif, mereka akan tunggu lagi sebentar. 2016 kemungkinan akan diturunkan," jelas Purbaya.(Sakina Rakhma Diah Setiawan)