KAI Raup Rp Rp 339,7 Miliar Selama Liburan Akhir Tahun
Artinya, jika jumlah kapasitas angkut tidak ditambah, maka tidak akan ada kenaikan jumlah penhmpang.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT KAI menyampaikan evaluasi terhadap angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2016 di Gedung Jakarta Rail Center (JRC), Juanda, Rabu (6/1/2015).
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan pelasanaan operasional kereta angkutan Natal dan Tahun Baru berjalan dengan baik.
Posko yang dibuka sejak 20 Desember 2015 hingga 5 Januari 2016 berjalan dengan aman, lancar, dan tidak ada kecelakaan (zero accident).
Edi menyampaikan, dibandingkan dengan tahun lalu jumlah penumpang tahun ini meningkat 2,77 persen.
"Di Natal (2014) dan Tahun Baru 2015, jumlah penumpang sebesar 4.202.234 orang, (Natal 2015 dan Tahun Baru 2016) sementara 4.318.706 orang," katanya.
Edi menyampaikan, tahun ini, pendapatan dari angkutan Natal dan Tahun Baru naik 8,48 persen dibandingkan sebelumnya. Edi menjelaskan, untuk angkutan Natal dan tahun baru ini, PT KAI berhasil meraup pendapatan Rp 339,7 miliar.
Menurutnya, kenaikan jumlah penumpang itu meningkat dibandingkan prediksi PT KAI.
"Saat itu kami memprediksi peningkatan penumpang hanya 1 persen karena kereta api sekarang adalah 1 penumpang 1 kursi. Artinya, ingin meningkatkan jumlah angkut penumpang, yang harus dilakukan adalah menambah gerbong," jelasnya.
Artinya, kata dia, jika jumlah kapasitas angkut tidak ditambah, maka tidak akan ada kenaikan jumlah penhmpang.
"Tahun ini kenapa naik, karena kami menambah kereta panjang KA Kertajaya yang semula 7 kereta menjadi 14 kereta sehingga bisa mengangkut penumpang sebanyak lebih dari 1500 orang," imbuhnya.
Edi juga mengatakan, dari segi operasional pada masa angkutan Natal dan tahun baru ini rata-rata keterlambatan KA berangkat adalah 2 menit menurun dibandingkan tahun lalu yang rata-rata keterlambatan 5 menit.
"Untuk kedatangan KA tahun ini hanya 22 menit, sementara tahun lalu mencapai 36 menit," katanya. (Agustin Setyo Wardani)