TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktisi senior bisnis hulu migas, John Sadrak Karamoy memaparkan Inpex sebagai kontraktor bagi hasil di Blok Masela hanya mendapat bagian 30 persen dari penerimaan selama produksi berlangsung.

Sedangkan pemerintah sudah pasti mendapat 70 persen dari lapangan abadi di Saumlaki, Maluku.

John menjelaskan dilihat dari skema pembagian produksi, investor harus lebih dihargai.

Dalam hal ini jika Inpex ingin mengelola Masela bersama Pertamina, harus diperhatikan kebutuhannya agar iklim investasi tetap berjalan baik.

“Kita tetap harus menghargai para investor (asing) yang sukses karena telah menemukan cadangan migas dalam rangka pelaksanaan kontrak kerjasama dengan Pemerintah," ujar John, di Jakarta, Minggu (10/1/2016).

John pun menilai Inpex selama mengeluarkan dana investasi besar, sudah berkontribusi kepada penerimaan devisa.

John berharap pemerintah memberikan mereka kesempatan untuk menikmati hasil penemuan dari upaya pencarian mereka sampai ke titik di mana tidak menguntungkan lagi.

"Bukan mengambil alih cadangan sisa, karena kontrak sudah berakhir,” papar John.

John menambahkan atas pertimbangan kinerja Inpex selama ini, pemerintah bisa diharapkan bisa mendengar permintaan perusahaan asal Jepang tersebut.

Dalam hal ini memberi kesempatan Blok Masela dikelola memakai Floating Liquidfeid Natural Gas (FLNG), sesuai rekomendasi Inpex.

"Sebaiknya pemerintah segera memberikan persetujuan pelaksanaan proyek pengembangan penemuan cadangan gas di blok Masela itu dengan skema FLNG," kata John.