Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sevel Pertimbangkan Tutup atau Relokasi 30 Gerai

Hasilnya, ada 20 gerai hingga 30 gerai yang sedang dalam pertimbangan untuk ditutup atau direlokasi agar lebih ramai.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sevel Pertimbangkan Tutup atau Relokasi 30 Gerai
Kontan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bisnis minimarket yang dilengkapi dengan tempat nongkrong atawa convenience store di kota-kota besar Indonesia nampak menggeliat dalam dua tahun terakhir.

Namun, fakta yang terjadi, tak semua lokasi convenience store mampu menyedot pengunjung.

Makanya, PT Modern Sevel Indonesia yang merupakan anak usaha dari PT Modern Internasional Tbk, pengelola gerai convenience store 7-Eleven memilih target bisnis konservatif tahun ini.

Corporate Communication Division Head Modern Sevel Indonesia Neneng Sri Mulyati Minggu (10/1) menuturkan, manajemen Sevel saat ini telah mengevaluasi beberapa gerai 7-Eleven yang ada, terutama yang sepi pengunjung sehingga gagal memenuhi target penjualan.

Hasilnya, ada 20 gerai hingga 30 gerai yang sedang dalam pertimbangan untuk ditutup atau direlokasi agar lebih ramai.

Relokasi dan renovasi gerai ini butuh belanja modal sekitar Rp 500 juta sampai Rp 700 juta per gerai.

Selain itu, manajemen PT Modern Sevel Indonesia menargetkan penambahan sekitar 11 gerai baru sepanjang 2016. Hingga akhir 2015 lalu, gerai 7-Eleven mencapai 189.

BERITA TERKAIT

Mereka menargetkan akhir tahun ini total gerai bisa mencapai 200 gerai.

Selain itu, mereka akan tetap fokus menggarap pasar sekitar Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta pada 2016. "Kami belum memiliki rencana untuk mengembangkan bisnis ke luar kota Jakarta," katanya kepada KONTAN.

Upaya untuk menguatkan bisnis Modern Sevel ini bukan tanpa alasan.

Sebab, hingga saat ini, porsi penghasilan dari gerai 7-Eleven Sevel sekitar 75% terhadap penjualan PT Modern Internasional Tbk

Dalam rangka memperkuat bisnis ritel makanan inilah, November 2015 lalu sang Induk, Modern Internasional menggandeng investor Jepang untuk menyediakan produk segar makanan dan minuman cepat saji.

Perusahaan ini mendirikan PT Fresh Food Indonesia yang merupakan joint venture antara Fresh Food dengan perusahaan Jepang bernama Warabeya Nichiyo Co. Ltd.

Komposisi saham di Fresh Food Warabeya yakni; 65% Fresh Food dan 35% Warabeya Nichiyo. Fresh Food Warabeya mengantongi modal awal Rp 45 miliar.

Di samping itu, Fresh Food telah menyelesaikan pembangunan pabrik makanan tahap II di Cakung, Jakarta Timur. Pabrik tersebut mampu memasok makanan dan minuman hingga 500 gerai.

Selain mengembangkan 7-Eleven, manajemen MDRN menyatakan tengah fokus untuk melakukan konsolidasi bisnis agar bisa membuat kinerja lebih kinclong.

Beberapa konsolidasi dilakukan untuk Modern Data Solusi yang memiliki usaha bidang perdagangan dan jasa alat fotografi dan sinematografi dengan merek Ricoh, serta peralatan medis.

Seperti kita tahu, saat ini bisnis cetak mencetak foto dan penjualan film mulai tergeser oleh teknologi kamera digital.

Adapun induk perusahaan yakni PT Modern Internasional Tbk tahun ini memasang target penjualan sama dengan 2015 sekitar Rp 1,2 triliun. (Dea Chadiza Syafina)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas