Sukuk Jangka Pendek Laris Manis
Total dana yang diserap dari lelang sukuk kali ini mencapai Rp 4,05 triliun atau di atas target indikatif
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dalam lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (26/1/2016), sukuk negara bertenor pendek menjadi primadona.
Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, pemerintah menghimpun penawaran sebanyak Rp 13,64 triliun pada lelang kali ini. Dari jumlah tersebut, ada tiga seri sukuk yang memperoleh penawaran terbesar.
Pertama, seri SPN-S 13072016 yang meraup penawaran Rp 4,29 triliun. Instrumen ini bakal jatuh tempo pada 13 Juli 2016.
Kedua, seri PBS006 yang mencetak penawaran Rp 2,54 triliun. Efek akan kadaluarsa pada 15 September 2020.
Ketiga, seri PBS009 yang memperoleh penawaran Rp 4,23 triliun. Seri ini tenggat waktunya 25 Januari 2018.
Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan menjelaskan, imbal hasil yang ditawarkan investor pada lelang sukuk kali ini relatif rendah, terutama pada seri SPN-S 13072016, PBS006 dan PBS009.
Makanya ketiga seri tersebut juga menjadi sukuk negara yang paling diburu dalam lelang kali ini. Maklum, investor sukuk umumnya lebih menggemari instrumen surat utang bertenor pendek.
Sebab, likuiditas obligasi syariah memang lebih kecil ketimbang Surat Utang Negara (SUN) konvensional. Makanya mayoritas investor menggenggamnya hingga jatuh tempo alias hold to maturity guna memperoleh kupon yang besar.
Total dana yang diserap dari lelang sukuk kali ini mencapai Rp 4,05 triliun atau di atas target indikatif yang dipatok Rp 4 triliun. Setelmen berlangsung pada 28 Januari 2016. (Maggie Quesada Sukiwan)