PP Pengupahan Bikin Nasib Buruh Kian Terpuruk
Tren ini memicu terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal terhadap para pekerjanya.
Penulis: Ade Mayasanto
Editor: Hendra Gunawan
Said memaparkan para investor asing saat ini sedang mengkalkulasi jumlah pengeluaran dan pendapatan. Imbas dari itu perusahaan migas dari luar negeri terpaksa mengurangi karyawannya.
"Ada perusahan minyak dunia AS di Balikpapan, sekarang sudah PHK 10 persen pekerjanya, sekitar 200 orang," kata Said.
Said berharap pemerintah segera membuat aturan baru yang bisa melindungi sektor-sektor yang rawan pengurangan karyawan seperti sekarang ini. Karena menurut Said, paket kebijakan ekonomi sampai jilid VI belum memberikan pengaruh terhadap para pekerja di Indonesia.
"Tekstil, otomotif, garmen, dan migas harusnya itu yang dilindungi pemerintah," papar Said.
Kemarin di Istana Kepresidenan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan, PT Panasonic Indonesia dan PT Toshiba tidak akan hengkang dari Indonesia meski menutup pabriknya di Bekasi dan Pasuruan.
Menurutnya, Pemerintah telah berbicara dengan manajemen kedua perusahaan.
"Kemarin saya sudah berbicara dengan manajemen mereka, kemarin mereka malah yang telepon karena untuk dilaporkan ke Bapak Presiden," kata Pramono.
Menurut Pramono, para buruh di kedua perusahaan itu akan direlokasi ke pabrik baru di Bogor, Jawa Barat. Menurutnya, PHK akan dilakukan kepada pegawai yang menolak direlokasi.
"Intinya bukan menarik diri dari Indonesia, tapi memang adanya penurunan kapasitas sehingga melakukan relokasi," tegas Pramono Anung.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.