Disney Siap-siap Buka Kantor di Indonesia
Setelah pemerintah membuka investasi asing di bisnis film, sudah ada investor asing yang berminat dan mengkaji pasar.
Editor: Choirul Arifin
Kondisi serupa terjadi tahun lalu. Jumlah film nasional yang tayang memang bertambah menjadi 116 judul film. Namun, jumlah ini hanya mewakili 20 persen dari total film tayang. Selebihnya masih didominasi film asing, terutama dari Hollywood.
Porsi film asing juga lebih banyak di bioskop Blitz Megaplex. Berdasarkan catatan, PT Graha Layar Prima akan menayangkan 130 film lokal dan 220 film Hollywood dan negara lain. Artinya, porsi film Indonesia di Blitz tahun ini hanya 37 persen.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) Ody Mulya Hidayat berharap, pemerintah tidak menerapkan aturan 60 persen film nasional tersebut. Ia ragu beleid ini bisa efektif.
"Memang aturan ini baik. Tapi ini, kan, bisnis," ujar dia.
Menurutnya, dari jumlah produksi film Indonesia, sekitar 25% berkategori bagus. Dengan kondisi ini, pihak bioskop pasti tidak mau menayangkan film yang tidak berkualitas.
Apalagi pengelola bioskop memegang kendali sebuah film bisa tayang di bioskop atau tidak.
Triawan Munaf sependapat dengan pelaku industri. Menurut dia, peraturan ini tidak perlu cepat-cepat diberlakukan.
"Kalau diterapkan bisnis bioskop bisa cepat mati dan kualitas film lokal menjadi tidak akan baik," katanya.
Ia menyarankan supaya penerapan aturan ini diterapkan secara bertahap. Misal, untuk tahap awal, film lokal cukup 20%. Berikutnya bisa menjadi 25% dan seterusnya.
Reporter: Pamela Sarnia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.