PNM Terbitkan Obligasi Baru Rp 1,5 Triliun
Obligasi baru akan diterbitkan pada semester kedua tahun ini.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- PT Permodalan Nasional Madani (PNM) akan menerbitkan surat utang atau obligasi sebagai sumber pendanaan tahun ini sekaligus demi membuat struktur pendanaan PNM menjadi lebih murah.
PNM membutuhkan pendanaan sebesar Rp 4,7 triliun sebagai sumber pembiayaan tahun ini. BUMN spesialis kredit mikro ini mengandalkan pendanaan asal perbankan sebesar Rp 2 triliun dari 16 bank nasional.
Dana Rp 1,5 triliun lainnya diandalkan dari penerbitan obligasi yang berasal dari sisa penawaran umum berkelanjutan (PUB) di 2015.
Obligasi baru akan diterbitkan pada semester kedua tahun ini.
Sumber pendanaan lain berasal dari penyertaan modal negara (PNM) sebesar Rp 1 triliun. Sisanya berasal dari medium term notes (MTN).
Parman Nataadmadja, Direktur Utama PNM, mengatakan, seluruh pendanaan akan digunakan untuk dua produk pembiayaan mikro PNM. Pertama, sebesar Rp 3,3 triliun untuk unit layanan modal mikro (Ulamm).
Kedua, Rp 400 miliar untuk kredit keluarga sejahtera.
Pekan lalu, PNM meluncurkan produk mikro bernama program membina keluarga sejahtera (Mekaar). Produk ini menyasar ibu rumah tangga yang memiliki usaha mikro.
PNM mengandeng PT Jiwasraya sebagai perusahaan asuransi yang menanggung risiko kredit debitur Mekaar. Untuk penjamin resiko kredit Mekaar, PNM mengandeng Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo).
Tahun ini PNM menargetkan pembiayaan tumbuh 50% dibandingkan tahun 2015.
Demi mendongkrak penyaluran pembiayaan, PNM akan memangkas bunga kredit dari posisi saat ini yang berkisar 14% sampai 26% per tahun.
PNM belum memutuskan berapa dan kapan pemangkasan bunga kredit itu.
Ini karena PNM masih menunggu kemungkinan suku bunga acuan atau BI rate kembali turun. PNM juga melakukan pendampingan kepada debitur untuk menambah jumlah debitur.
Gung Panggodo, Sekretaris Perusahaan PNM mengatakan, PNM juga bakal menambah jaringan kantor cabangnya sebanyak 300 unit.
Dengan berbagai upaya itu diharapkan jumlah nasabah bisa naik dua kali lipat dari 250.000 nasabah di tahun lalu menjadi 500.000 nasabah di tahun ini.
PNM juga akan mengubah target nasabahnya. PNM Tidak lagi membidik pasar receh, tapi turut menyasar segmen kelas menengah.
"Selama ini pembiayaan mikro kami mulai dari Rp 2,5 juta sampai Rp 6 juta. Ke depan, plafon pembiayaan bisa lebih besar, tergantung jenis usahanya. Asalkan debitur belum bankable kami biayai," ujar Gung.
Di sisi lain, PNM justru mengerem penyaluran kredit di sektor komoditas seperti pertambangan dan perkebunan. Sebab, penyebab angka kredit macet PNM tahun lalu bersumber dari sektor tersebut.
Tahun lalu rasio non performing loan (NPL) PNM naik dari 2,4% menjadi 3,4%.
Tahun ini, PNM menargetkan NPL turun di kisaran 2%. Sementara target laba tumbuh 15% atau mencapai Rp 103 miliar dibandingkan pencapaian tahun 2015.
Reporter Mona Tobing