Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Aspitindo Nilai Kekayaan ‎Kelautan Indonesia Bagai Raksasa yang Sedang Tidur

Ke depan pemerintah dapat kembali menciptakan regulasi yang mampu mengoptimalkan kekayaan laut dan perikanan

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Aspitindo Nilai Kekayaan ‎Kelautan Indonesia Bagai Raksasa yang Sedang Tidur
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/PUTHUT DWI PUTRANTO
Nelayan beroperasi di kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Morodemak, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (02/02/2016) sore. Nelayan di Demak mengeluhkan tingginya sedimentasi yang terjadi di perairan tempat mereka beroperasi. Akibat kondisi pendangkalan tersebut, hasil tangkap ikan mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak tercatat pada 2014 hasil tangkap ikan mencapai 4515,215 ton. Adapun pada 2015, hasil tangkap ikan menurun menjadi 3217,651 ton. TRIBUN JATENG/PUTHUT DWI PUTRANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Asosiasi Perusahaan Maritim dan Perikanan Tangkap Indonesia (Aspitindo) melihat potensi sumber daya alam (SDA) kelautan dan perikanan ibarat raksasa yang sedang tidur.

Oleh sebab itu diperlukan kebijakan yang maksimal dari pemerintah, terutama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ‎agar pendapatan negara dari sektor tersebut dapat lebih besar dan mampu mensejahterakan nelayan.

"Potensi tangkap ikan laut berdasarkan survei kami itu, bahwa kelautan dan perikanan bisa menghasilkan ‎100 sampai 130 juta ton atau serata dengan Rp 2.500 triliun hingga Rp 3.000 triliun per tahun, tapi pemerintah sekarang baru mengelola tujuh persen dari potensi kekayaan itu," ujar Ketua Umum Aptisindo S. Tribuana, Jakarta, Rabu (17/2/2016).

‎Tribuana berharap, ke depan pemerintah dapat kembali menciptakan regulasi yang mampu mengoptimalkan kekayaan laut dan perikanan, sehingga apa yang menjadi cita-cita Presiden Joko Widodo membangun poros maritim dapat tercapai.

"‎Kami apresiasi langkah pemerintah khususnya KKP dan Kemenko Kemaritiman, tapi kami belum melihat ini belum optimal, KKP dapat dibilang sukses itu kalau mampu mengoptimalkan sektor kelautan dan perikanan, tapi penerimaan negara di sektor perikanan 2015 itu hanya sekitar Rp 300 miliar," tutur Tribuana.

Agar mampu mengoptimalkan kekayaan tersebut, kata Tribuana, pemerintah perlu bekerjasama dan bermitra dengan stakeholder untuk bersama-sama menggenjot pendapatan negara serta menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas.

Berita Rekomendasi

"Kami ingin membangun kemitraan terhadap pemerintah untuk melakukan suatu pembinaan terhadap pengusaha perikanan tankap nasional untuk bagaimana menangkap dan memproduksi ikan secara profesional, kami juga siap bekerjasama dalam pembangunan infrastruktur secara nasional yang terintegrasi dengan tol laut," paparnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas