Waskita Karya Siap Tancap Gas di Bisnis Konstruksi Jalan Tol
Sepanjang tahun ini, Waskita Karya mengincar perolehan kontrak baru sebesar Rp 100 triliun.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Bagi perusahaan konstruksi, perolehan kontrak pekerjaan baru sama pentingnya dengan kinerja pendapatan. Karenanya, demi menopang kinerja di masa datang, PT Waskita Karya (Persero) Tbk rajin berburu proyek konstruksi baru.
Proyek jalan tol ke depan akan dijadikan sebagai sumber utama meraih pendapatan dari kontrak-kontrak baru yang mereka garap.
Sepanjang 2016 ini Waskita Karya mengincar perolehan kontrak baru sebesar Rp 100 triliun. Dari target itu, mereka menargetkan lebih dari 50% di antaranya berasal dari kontrak proyek tol.
Waskita Karya mempercayakan anak perusahaannya, PT Waskita Toll Road, untuk menjalankan misi tersebut. "Waskita Toll Road ini memberi makanan kontrak buat lini bisnis Waskita kontraktor," kata M. Choliq, Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Kamis (24/2/2016).
Dalam catatan Waskita Toll Road saat ini, ada tiga lelang konstruksi tol yang mereka ikuti. Ketiganya meliputi lelang tol Pandaan-Malang, Batang-Semarang, dan Krian-Legundi-Bunder.
Adapun sejumlah pekerjaan tol yang sudah masuk daftar pekerjaan rumah Waskita Toll Road di antaranya pengerjaan ruas tol Pejagan-Pemalang seksi IV, Pemalang-Batang, Pasuruan-Probolinggo, Legundi-Bunder seksi IV dan Palembang-Kayu Agung. Lalu, ruas tol lain, seperti Bogor-Ciawi-Sukabumi seksi II dan Cimahi-Cibitung seksi II.
Selain berburu proyek tol sendiri, Waskita Toll Road bakal mendapat proyek hibah dari Waskita Karya. Pasalnya, dalam setahun ini, Waskita Karya berencana menyerahkan semua proyek tol ke Waskita Toll Road.
Ada dua garapan proyek tol yang masih berada di dalam tangan Waskita Karya, yakni ruas tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dan Depok Antasari. "Waskita Toll Road di-set up sebagai toll development, jadi semua pengembangan tol ada di situ," terang Choliq.
Biarpun terlihat ngebet mengoleksi perolehan kontrak proyek tol, Waskita Toll Road tak mau dibilang asal comot. Perusahaan pelat merah tersebut mengaku mulai selektif memilih proyek tol hanya di wilayah Jawa dan Sumatra.
Manajemen Waskita Karya beralasan, hitung-hitungan bisnis tol di Jawa dan Sumatra lebih menjanjikan ketimbang pulau lain. Alhasil, Waskita Toll Road menempatkan proyek tol di Kalimantan dan Sulawesi dalam prioritas nomor tiga.
Belum berkontribusi
Agar aksi berburu proyek tol Waskita Toll Road mulus, Waskita Karya memberi dukungan dari sisi pendanaan. Sejak awal tahun ini saja, beberapa kali perusahaan berkode WSKT di Bursa Efek Indonesia tersebut menyuntikkan modal. Terakhir, pada 12 Februari 2016, perusahaan tersebut menambahkan modal sebesar Rp 16,3 miliar ke Waskita Toll Road.
Di samping merogoh kocek sendiri, Waskita Karya juga berencana mendanai Waskita Toll Road dari anak perusahaan lain. Perusahaan tersebut berencana mengantarkan PT Waskita Beton Preacst menggelar initial public offering (IPO).
Mimpi Waskita Karya, hajatan IPO Waskita Beton bisa mendatangkan dana segar minimal Rp 4 triliun. Lalu, mereka ingin mencuil sebagian perolehan dana itu untuk mengembangkan bisnis tol lewat Waskita Toll Road.
Meskipun terlihat total mendukung sang anak usaha, rupanya Waskita Karya belum menikmati sepeser pun kontribusi pendapatan dari Waskita Toll Road. Manajemen Waskita Karya beralasan, bisnis tol adalah bisnis jangka panjang.
Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto mengatakan, paling cepat Waskita Toll Road akan mengujicoba proyek tol perdana pada April 2016. Proyek tol itu adalah Pejagan-Pemalang seksi I dan seksi II.
Setelah proyek tol beroperasi nanti, barulah Waskita Tol Road bisa menyumbang pendapatan ke Waskita Karya. "Kalau sekarang, dari pendapatan, kami masih minus," aku Herwidiakto.
Reporter RR Putri Werdiningsih
Editor Hendra Gunawan