Branz Simatupang Menambah Sengit Persaingan Bisnis Properti di Jakarta Selatan
Branz Simatupang memiliki luas area 15.000 meter persegi dengan total luas bangunan 81.000 meter persegi.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pengembangan proyek properti di Jakarta Selatan, khususnya di koridor TB Simatupang, semakin masif. Salah satu proyek baru yang baru saja diresmikan pembangunannya adalah Branz Simatupang.
Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengapresiasi pembangunan yang diprakarsai PT Tokyu Land Indonesia tersebut. Namun, ia juga mengingatkan agar para pengembang mentaati peraturan yang berlaku.
"Saya berharap pelaksanaaan pengembangan properti di Jakarta Selatan dapat mematuhi peraturan yang ada, baik itu perumahan, rusun (rumah susun), maupun apartemen," ujar Tri saat peletakan batu pertama Branz Simatupang, di Jakarta, Jumat (4/3/2016).
Tri menyebutkan, saat ini banyak pembangunan gedung vertikal. Di Jakarta Selatan sendiri, permintaan hunian baik untuk pasar domestik, Warga Negara Indonesia (WNI) maupun ekspatriat sangat tinggi. Untuk itu, pembangunan yang masif ini harus ditata agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Dia juga berharap, pengembang menjaga kelestarian lingkungan dan menambah penghijauan di sekitar proyeknya. Menurut Tri, proyek harus menjadi nilai tambah untuk masyarakat, membuka lapangan pekerjaan baru, dan kegiatan corporate social responsibility (CSR).
Branz Simatupang memiliki luas area 15.000 meter persegi dengan total luas bangunan 81.000 meter persegi. Dengan dua bangunan utama, jumlah totalnya sebanyak 381 unit.
Peluncuran Branz Simatupang dilakukan Oktober 2015. Harganya rata-rata dibanderol Rp 40 juta per meter persegi.
Pilihan unit yang tersedia yakni tipe 3 kamar tidur seluas 149 meter persegi dan 2 kamar tidur seluas 122 meter persegi. Untuk konstruksi, Tokyu Land menggandeng perusahaan kontraktor utama PT Jaya Obayashi dari Jepang.