Desain yang Unik dan Bernuansa Lokal Paling Banyak Dicari Konsumen Luar Negeri
Seminar ini membahas mengenai potensi dan peluang tren untuk pengembangan desain furnitur di dunia.
Penulis: Choirul Arifin
Ada tiga tujuan dari digelarnya seminar ini. Pertama, untuk meningkatkan wawasan akan tren desain furnitur di dunia. Kedua, melihat peluang pengembangan desain yang akan datang. Ketiga, memahami potensi keunggulan desain Asia dan peluang nilai tambah melalui potensi skill dan material dari industri mebel Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- AJang Pameran Furnitur IFEX 2016 yang Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI), akhir pekan ini di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, juga diisi dengan kegiatan seminar.
Tema yang dipilih di seminar internasional yang berlangsung Sabtu (12/3/2016) adalah tentang desain dengan topik “Reimagining Craft & Design in Asia”.
Seminar ini membahas mengenai potensi dan peluang tren untuk pengembangan desain furnitur di dunia.
Narasumber yang hadir adalah mereka yang selama ini berkecimpung di dunia desain produk atau desain interior. Antara lain Zhu Xiaojie (Opal Furniture, China), Golf Jakkapun Charinrattana (Thailand), Julian Reuter (Out for Space, Jerman).
Seminar juga menghadirkan Ricky Pesik, Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif sebagai pembicara utama. Tampil juga pembicara lokal seperti Alvin Tjitrowirjo, Tri Anugerah, dan Budi Pradono.
Rina Renville dari Indonesia Desainer mengatakan, industri di Indonesia sebaiknya tidak hanya melihat pasar dan harga yang murah tetapi juga nilai yang lain.
“Desain merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah produk furnitur. Desain yang unik, kreatif, dan kental dengan nuansa lokal menjadi daya tarik yang banyak dicari konsumen dalam dan luar negeri," kata Rina.
"Kekayaan alam yang begitu luas menjadi sumber inspirasi tanpa batas bagi para desainer yang berani berinovasi dan berkreasi demi menciptakan produk yang fenomenal," imbuhnya.
Jakkapun Charinrattana, pembicara dari Golf JC Studio Thailand, membahas tentang kombinasi material alam dan material olahan modern. Selama ini desain-desainnya telah mendapatkan pengakuan dari G Mark, Jepang, DE Mark, Thailand, dan D3 Design Talent, Jerman.
“Observasi dari kehidupan di kota urban sangat menarik bagi saya dan itulah sumber insipirasi. Menurut saya foreigner datang ke Asia Tenggara dan melihat kehidupan kita, lalu terinsipirasi olehnya, menciptakan karya lalu menjualnya lagi kepada kita,” ujar Jakkapun.
Julian Reuter dari Out For Space banyak membahas mengenai bahan baku lokal rotan dan berinovasi melalui aspek desain kontemporer dan riset dan dapat menjadi pelecut bagi betapa besarnya potensi industri Indonesia untuk maju di dunia.
Mengingat Indonesia sudah menghadapi era MEA, maka penting untuk melihat sepak terjang dan perkembangan yang terjadi di kawasan Asia Tenggara.
Beberapa desainer yang direkomendasikan di seminar ini adalah mereka yang telah mampu menjadi ikon di negaranya dan dengan kemampuan untuk penetrasi terhadap pasar desain maupun produk mebel di dunia.
Dalam hal desain dan pengembangan produk inovatif, AMKRI mengharapkan tersedianya fasilitas penunjang untuk melakukan kegiatan pengembangan desain (Design Center) sekaligus perlindungan desain (HAKI) di wilayah-wilayah basis industri sebagai syarat terjadinya kemandirian dalam hal desain yang dikelola secara komprehensif dan berkesinambungan.
Hal ini mutlak diperlukan sebagai syarat utama terbentuknya kemampuan daya saing industri yang ditopang oleh kualitas desain produk yang layak pasar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.