Badan Ekonomi Kreatif dan Indonesia International Expo Jalin Kerja Sama Kembangkan Ekonomi Kreatif
ICE yang berlokasi di BSD City, Tangerang, merupakan gedung konvensi dan ekshibisi terbesar di Asia Tenggara.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Ekonomi Kreatif (beKraf) dan PT Indonesia International Expo (IIE) menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Penandatanganan MoU ini dilakukan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf dan Direktur PT Indonesia International Expo Teddy Surianto dan Ishak Chandra di Jakarta, Selasa (22/3/2016).
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menyatakan ekonomi kreatif menyimpan potensi yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain menciptakan lapangan kerja, ekonomi kreatif juga mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional melalui karyakarya pelaku industri ekonomi kreatif di berbagai subsektor.
Menurut Triawan Munaf, tugas Badan Ekonomi Kreatif mengangkat dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi kreatif secara signifikan agar dapat
menjadi andalan perekenomian Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan mitramitra pemerintah yang memiliki visi yang sama yang menyediakan ruang bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk berkarya dan berniaga.
Badan Ekonomi Kreatif memuji PT Indonesia International Expo selaku pengelola Indonesia Convention Exhibition (ICE) yang memiliki visi yang sama dan bersamasama dengan BeKraf mendorong pengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia.
Tahun 2015 lalu, BeKraf menggelar Temu Kreatif Nasional 2015 dan Dialog Komunitas Kreatif yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City. Presiden waktu itu menulis pesan bahwa “era ekonomi kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia”.
Penandatangan MoU antara BeKraf dan Indonesia International Expo disaksikan oleh CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama, Komisaris Kompas Gramedia Irwan Oetama, Komisaris Medialand Emmanuel Ernawan, CEO Sinarmas Land Michael Widjaja dan para pejabat di lingkungan Badan
Ekonomi Kreatif.
Berharap ICE Pusat Ekonomi Kreatif di Indonesia CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama mengatakan Kompas Gramedia mendukung Indonesia Convention Exhibition (ICE) menjadi katalisator pembangunan ekonomi Indonesia dengan memberi ruang kepada UMKM dan pelaku ekonomi
kreatif.
“Kami mendukung inisiatif Badan Ekonomi Kreatif mengembangkan potensi industri kreatif yang memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Industri kreatif berkembang sangat besar di era digital dan mengandalkan kreativitas dan iptek, tapi sedikit sekali menghabiskan kekayaan alam. Yang banyak dibutuhkan dalam industri kreatif adalah kreativitas dan daya cipta,” kata CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama.
“Industri kreatif sangat relevan menyongsong era digital, yang berkembang sangat cepat. Di antaranya bidang perfilman, animasi, pemberitaan, fashion dan kuliner. Bidangbidang ini mampu memberikan efek ganda untuk mendukung industri pariwisata, termasuk perhotelan dan MICE,” kata Lilik Oetama.
CEO Kompas Gramedia berharap penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) ini merupakan langkah awal dan menjadi payung bagi beKraf dan ICE untuk bergerak lebih sinergis di masa mendatang. Dengan demikian, akan tercipta peluangpeluang kerja sama. Perputaran ekonomi dan bisnis kreatif diharapkan lebih kencang. “ICE akan mengakomodir insiatif pameran dan pusat bagi tumbuhkembangnya industri kreatif,” kata Lilik.
MoU antara ICE dan BeKraf ini mengakomodir kegiatankegiatan pengembangan industri kreatif secara lembaga dan secara sistem. Salah satu kegiatan yang dalam waktu dekat diselenggarakan adalah Pekan Raya Indonesia (PRI). “ICE mengalokasikan ruang pameran untuk mendukung UMKM dan ekonomi kreatif. Dalam PRI, BeKraf dapat menampilkan contohcontoh industri kreatif yang sudah berhasil,” kata Lilik, yang berharap ICE dapat menjadi pusat ekonomi kreatif di Indonesia.
Direktur PT Indonesia International Expo Teddy Surianto menambahkan, Kompas Gramedia memiliki Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang sudah mengembangkan industri kreatif, yang berkaitan dengan bisnis digital perusahaan startup dan lainnya. “UMN akan secara berkala menampilkan contoh produk perusahaanperusahaan “startup” yang dikembangkan,” kata Teddy.
Direktur PT Indonesia International Expo, Ishak Chandra sekaligus CEO Strategic Development & Services Sinar Mas Land mengungkapkan, ”Kami merasa bangga sekaligus gembira dapat bekerja sama dengan Bekraf karena Indonesia memiliki beragam potensi ekonomi kreatif yang sangat layak untuk didukung dan dipromosikan di ICE BSD City.”
Melalui kerja sama ini, tambah Ishak, pintu akses akan dibuka selebarlebarnya sebagai salah satu akses para pelaku ekonomi kreatif, sehingga ICE BSD City diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan promosi di bidang ekonomi kreatif yang berkualitas di tingkat nasional dan internasional.
Terbesar di Asia Tenggara Indonesia Convention Exhibition (ICE) yang berlokasi di BSD City, Tangerang, merupakan gedung konvensi dan ekshibisi terbesar di Asia Tenggara dengan luas 117.257 meter persegi. Gedung yang dibangun di atas lahan 22 hektar ini hasil kerja sama Kompas Gramedia dan Sinarmas Land ini menonjolkan ramah lingkungan dan hemat energi (green building).
Saat ini ICE memiliki sepuluh ruangan dengan luas total 50.000 meter persegi; ruang konvensi seluas 4.000 meter persegi, berkapasitas 10.000 orang; 33 ruang rapat berbagai ukuran; area outdoor seluas 50.000 meter persegi; area selasar seluas 12.000 meter persegi; dan fasilitas parkir berkapasitas 4.000 mobil.
ICE memiliki 10 ruang eksibisi (exhibition hall ) masingmasing seluas 5.000 meter persegi (sehingga luas total ruang eksibisi 50.000 meter persegi). ICE
juga memiliki 33 ruang rapat (meeting room) dan lobi seluas 7.500 meter persegi.
Di kompleks ICE, terdapat Hotel Santika Premiere ICE BSD City (hotel bintang empat) dengan 285 kamar. Di masa depan, akan dibangun dua hotel baru, yaitu hotel bintang tiga dan hotel bintang dua (budget hotel).
ICE di atas Singapore Expo (SGExpo) seluas 92.000 meter persegi, Suntec Singapore International Convention & Exhibition Centre (82.000 meter persegi), Jakarta International Expo (JIExpo) yang memiliki luas 74.171 meter persegi, Hongkong Convention and Exhibition Center (HKCEC) seluas 72.991 meter persegi, dan Jakarta Convention Center (JCC) seluas 35.000 meter persegi.
Dalam dua tahun ke depan, ICE akan memiliki luas sampai 200.000 meter persegi. Jika itu terwujud, maka ICE akan menjadi gedung konvensi dan
ekshibisi kedua terbesar dan terluas di Asia, di bawah China Import & Export Fair Complex di Guangzhou, China (338.167 meter persegi).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.