Mau Tahu Kemana Alokasi Laba Uber di Seluruh Dunia? Ternyata Untuk Ini
Kalanick menyatakan, China adalah pasar Uber yang paling intens namun sarat dengan ide-ide baru yang bisa diaplikasikan di negara-negara lain.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, BOAO - Bulan Februari lalu, Uber melaporkan kerugian lebih dari 1 miliar dollar AS setahun di China. Pasalnya, persaingan transportasi berbasis aplikasi di negara itu amat ketat dan Uber harus berlomba dengan beberapa pesaing besar guna merebut konsumen.
Alhasil, penyedia transportasi berbasis aplikasi Uber Technologies Imc ini menyatakan menggunakan laba 1 miliar dollar AS setahun di 30 kota di seluruh dunia untuk membangun dan memperluas ekspansi di China.
Hal ini diutarakan oleh CEO Uber Travis Kalanick.
Kalanick menyatakan, China adalah pasar Uber yang paling intens namun sarat dengan ide-ide baru yang bisa diaplikasikan di negara-negara lain. Selain itu, menurut Kalanick, investasi di China sangat berkesinambungan.
"Kalau Anda menghitung 30 kota teratas kami, saat ini kota-kota itu menghasilkan laba sekitar 1 miliar dollar AS setahun, hanya di 30 kota. Laba tersebut berlipat ganda setiap tahunnya karena kami tumbuh. Kota-kota lainnya dari 400 kota di mana Uber beroperasi juga menguntungkan," jelas Kalanick.
Dengan demikian, laba tersebut membantu Uber untuk tetap berinvestasi di China. Berkat laba di seluruh dunia yang berhasil diraup Uber, kata Kalanick, pihaknya dapat terus eksis hingga jangka panjang.
Saat ini, pangsa pasar Uber di China tumbuh sangat pesat, naik dari kisaran 1 hingga 2 persen pada Januari 2015 lalu menjadi sekitar 30 persen saat ini. Valuasi bisnis Uber di China pada bulan Januari lalu pun melonjak menjadi lebih dari 8 miliar dollar AS.(Kompas.com/Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.