Enam Faktor yang Pengaruhi Turunnya Ketimpangan Pengeluaran Orang Kaya dan Miskin
BPS mencatat enam faktor yang berpengaruh terhadap perbaikan tingkat ketimpangan pengeluaran antara orang kaya dan miskin
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat enam faktor yang berpengaruh terhadap perbaikan tingkat ketimpangan pengeluaran antara orang kaya dan miskin di Indonesia.
Tercatat, pada September 2015 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur oleh gini ratio sebesar 0,40, atau turun 0,01 poin dibandingkan dengan Maret 2015 sebesar 0,41.
"Ada beberapa faktor berpengaruh terhadap adanya perbaikan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia selama periode Maret 2015-September 2015," ujar Kepala BPS, Suryamin, Jakarta, Senin (18/4/2016).
Adapun faktor tersebut, kata Suryamin, pertama terjadi kenaikan upah buruh pertanian sebesar 1,21 persen dari Rp 46.180 pada Maret 2015 menjadi Rp 46.739 pada September 2015.
"Kedua, kenaikan upah juga terjadi pada buruh bangunan sebesar 1,05 persen dari Rp 79.657 menjadi Rp 80.494," ucapnya.
Faktor selanjutnya, berdasarkan data survei angkatan kerja nasional terjadi peningkatan pekerja bebas, baik pekerja bebas pertanian maupun non pertanian dari 11,9 juta orang pada Februari 2015 menjadi 12,5 juta orang pada Agustus 2015.
Faktor keempat yaitu kenaikan pengeluaran kelompok penduduk bawah lebih cepat dibandingkan dengan kelompok penduduk atas.
Kemudian yang kelima yakni terjadi upaya pembangunan infrastruktur padat karya, bantuan sosial, serta pendapatan PNS golongan bawah yang akhirnya terjadi peningkatan pengeluaran.
Terakhir, berdasarkan proyeksi penduduk bahwa persentase penduduk perkotaan naik dari 52,55 persen pada Maret 2015 menjadi 53,19 persen pada September 2015.
"Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan migrasi dari desa ke kota yang menyebabkan semakin tingginya upah yang diterima oleh buruh kasar," tuturnya.