Laba Bersih Bank Bukopin Naik 38,5 Persen di Kuartal I-2016
Pendapatan bunga tercatat naik 21,2 persen menjadi Rp2,3 triliun dari kuartal pertama tahun lalu senilai Rp 1,9 triliun.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Bukopin Tbk membukukan kenaikan laba bersih 38,5 persen menjadi Rp 275 miliar pada kuartal I 2016, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan, pertumbuhan laba bersih itu ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga dan penurunan biaya operasional.
Pendapatan bunga tercatat naik 21,2 persen menjadi Rp2,3 triliun dari kuartal pertama tahun lalu senilai Rp 1,9 triliun.
Sementara, pendapatan berbasis komisi alias fee based income Bank Bukopin juga meningkat sebesar 20,5 persen menjadi Rp323 miliar hingga kuartal I tahun ini dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp268 miliar.
Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan bisnis kartu kredit.
"Kenaikan pendapatan bunga Perseroan didorong oleh pertumbuhan dari jumlah kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK), serta penerapan strategi yang tepat untuk mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi," tutur Glen dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (1/5/2016).
Pada periode yang sama, kata Glen, kredit yang disalurkan perseroan sepanjang kuartal pertama tahun ini tumbuh 21,3 persen menjadi Rp 67,1 triliun dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama 2015.
Secara lebih rinci, sebagian besar kredit disalurkan kepada UKM yakni sebesar 40,3 persen dari total kredit, komersial sebesar 36,9 persen, dan mikro sebesar 12,5 persen.
Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi di segmen mikro yang mencapai 33,7 persen menjadi Rp8,4 triliun dari kuartal pertama tahun lalu sebesar Rp6,3 triliun.
"Pertumbuhan segmen mikro ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit untuk para pensiunan. Kemampuan Perseroan untuk menyalurkan kredit didukung oleh kekuatan untuk menghimpun dana pihak ketiga yang semakin hari semakin meningkat," ujarnya.
Posisi DPK Bank Bukopin tumbuh 19,4 persen menjadi Rp81,3 triliun per kuartal pertama tahun ini.
Dari total DPK yang dihimpun perseroan, posisi dana murah (tabungan dan giro) tumbuh 6,3 persen menjadi Rp24,9 triliun dari sebelumnya Rp23,46 triliun.
"Sementara itu, deposito masih menjadi kontributor utama yaitu sebesar 56,4 dari total DPK," ucapnya.