Wajah Baru Banbara Wakatobi Setelah Direnovasi
Bupati Wakatobi Hugua menjelaskan, saat ini, pintu masuk ke Wakatobi masih melalui Makassar, Kendari, baru ke Wakatobi.
Editor: Choirul Arifin
"Pesawatnya nanti bisa jenis CRJ. Kalau dari Jakarta jarak tempuhnya sektar 2 jam 20 menit. Kita akan dorong dibukanya rute Jakarta-Denpasar-Wakatobi," ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
Kemenhub melakukan perbaikan dari dua sisi, yakni sisi darat (ground side) dan sisi udara (air side).
Dari sisi darat, terminal penumpang baru itu memiliki bangunan seluas 1.524 meter persegi yang mampu menampung hingga 150 penumpang.
Fasilitas sisi darat lainnya yang kini dimiliki seperti, gedung PKP-PK, gedung NDB, gedung DVOR/DME, gedung tower/menara pengawas, gedung genset, gedung CCR, gedung power quality, gedung karantina kesehatan, dan area parkir kendaraan.
Sementara di sisi udara, bandara Matahora kini memiliki panjang landasan 2000 meter x 30 meter dengan kekekerasan landasan (PCN) 24 F/B/X/T yang mampu didarati pesawat terbesar yaitu ATR 72-500/600.
Selain itu, fasilitas sisi udara lainnya yang dimiliki seperti, taxi way 107 meter x 18 meter, Appron 103 meter x 73 meter.
Fasilitas untuk menambah keamanan juga ditingkatkan, seperti penambahan fasilitas pemeriksaan keamanan (x- ray baggage) dan pembangunan pos keamanan di area bandara.
Sekadar informasi, Wakatobi ditetapkan oleh Kemenpar sebagai sepuluh besar daerah destinasi wisata terbaik Indonesia yang menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dengan rencana dibukanya rute penerbangan tambahan ke Wakatobi, diharapkan dapat semakin meningkatkan permintaan kunjungan wisatawan ke pulau yang masuk dalam segitiga karang dunia.
Selama ini, wisatawan domestik dan mancanegara mengenal Pulau Wakatobi dengan keindahan lautnya.
Diharapkan dengan pengembangan bandara Matahora dapat mendukung sektor pariwisata di Wakatobi untuk terus tumbuh dan berkembang.
Pembangunan bandara-bandara khususnya di wilayah tengah dan timur Indonesia merupakan bentuk komitmen Kemenhub dalam menjalankan Nawacita.
Yaitu, membangun Indonesia dari pinggiran yang berparadigma Indonesia Sentris, meningkatkan kualitas hidup manusia, serta meningkatkan produktivitas rakyat.
Reporter: Pamela Sarnia