Uang Transport Bikin Pilot Lion Air Mogok
Sejumlah pesawat Lion Air mengalami keterlambatan atau delay penerbangan dan berimbas pada penumpukan penumpang di sejumlah bandara.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekitar 300 pilot Lion Air di wilayah PT Angkasa Pura I mogok kerja pada Selasa (10/5/2016).
Akibatnya, sejumlah pesawat Lion Air mengalami keterlambatan atau delay penerbangan dan berimbas pada penumpukan penumpang di sejumlah bandara.
Seorang pilot Lion Air yang enggan disebutkan namanya menceritakan, mogok kerja ini dikarenakan para pilot menuntut hak atas uang transport yang telat ditransfer oleh pihak manajemen Lion Air Group.
Semula, sistem pembayaran uang transport pilot dilakukan dengan di-reimburse.
Tetapi, sistem tersebut tidak sesuai dengan perjanjian kontrak, di mana pihak perusahaan seharusnya membayar uang transport di muka.
Pihak perusahaan mengubah sistem pembayaran dengan menstransfer. Namun, sistem baru tersebut justru pembayaran uang transport para pilot kerap terjadi keterlambatan pengiriman dana.
"Tanggal 5 Mei seharusnya ditransfer. Tapi, karena sejak tanggal 5 Mei long weekend, itu tidak dilakukan. Jadi, seharusnya ditransfer sebelum long weekend tanggal 4 atau setelah long weekend tanggal 9 Mei. Tapi, sampai tanggal 10 Mei pagi uang transport belum masuk," ujarnya.
Pilot tersebut, sebut saja Johan, enggan menyebutkan jumlah uang transport yang mengalami keterlambatan itu.
Sebab, komponen pendapatan pilot, termasuk uang transport, berbeda-beda di setiap zonanya. "Kami beda-beda tempat tinggalnya. Jumlahnya nggak besar," akunya.
Johan mengakui, jumlah uang transport tersebut adalah bagian kecil dari pendapatan seorang pilot dalam sebulan yang diperkirakan mencapai dua digit. Adapun jumlah pendapatan pilot tersebut sepadan dengan risiko pekerjaan.
Namun, inti tujuan dilakukannya mogok kerja para pilot ini adalah hanya menuntut sejumlah hak dan komitmen atau tanggung jawab dari manajemen perusahaan kepada karyawannya sebagaimana kontrak kerja.
"Mogok kali ini sebenarnya adalah puncak kekesalan mereka atas manajemen Lion yang dianggap tidak mengakomodasi hak-hak pilot," tandasnya.
Mogok kerja ini adalah puncak kekesalan para pilot Lion Air. Sebab, sebelumnya pihak manajemen kerap tidak mengakomodir hak-hak pilot lainnya.
"Banyak hak-hak itu yang tidak diakomodir. Salah satunya, masalah chaotic scheduling (penjadwalan tugas kacau), yang mana berpengaruh ke jadwal istirahat kami. Padahal, kami sebagai pilot juga sangat butuh istirahat yang cukup untuk menghindari fatigue (keletihan) saat kerja kan," tuturnya.