BMW Keluhkan Sulit Impor Kaca Mobil, Ini Jawaban Dirjen ILMEA Kemenperin
“Jadi kalau SNI seharusnya harus mengadopsi standar yang lebih tinggi. Ini yang sekarang masih kami bahas dengan Dirjem Kimia yang menangani kaca."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Bayerische Motoren Werke (BMW) mengeluhkan terkait dengan kaca mobilnya yang kesulitan masuk ke Indonesia.
Ini lantaran komponen tersebut tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), bukan lebih rendah kualitasnya, tapi justru lebih tinggi.
I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMEA) Kementerian Perindustrian mengatakan, phaknya sedang melakukan pembahasan terkait hal tesebut. Karena SNI tentunya harus mengacu pada standar yang lebih tinggi.
“Jadi kalau SNI seharusnya harus mengadopsi standar yang lebih tinggi. Ini yang sekarang masih kami bahas dengan Dirjem Kimia yang menangani kaca. Kan lucu, kita punya SNI tapi masih ada standar yang lebih tinggi, jadi terhalang masuk,” ujar Putu, Selasa (24/5/2016).
Tetapi masalahnya, lanjut Putu, pihaknya belum membuat skema acuan mana yang punya standar lebih tinggi itu itu.
“Jadi ini masih akan kita bahas kembali,” ujar Putu.
Edy Putra, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Menko Perekonomian menambahkan, SNI dengan standarisasi lain, seperti United Nation Econnomic Comission for Europe (UNECE) untuk Eropa harus sesuai.
Jadi komponen yang masuk dan sudah berstandar UNECE tidak perlu lagi di cap SNI.
“Saat ini kalau mereka ingin mengimpor tentu harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari SNI, padahal dia sudah berstandar Jerman. Tetapi kalau kita mem-follow UNECE, artinya kita punya standar sama dan tidak perlu lag cap SNI,” ujar Edy.
Penulis: Ghulam Muhammad Nayazri