Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

GarudaFood Kembangkan Produk Chocolatos Choco Drink

Sampai saat ini Indonesia masih merupakan produsen biji kakao terbesar ke-3 dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in GarudaFood Kembangkan Produk Chocolatos Choco Drink
Ist/Tribunnews.com
GarudaFood Group berpartisipasi mengikuti pameran produk makanan dan minuman yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian di Jakarta, Minggu (31/5/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - GarudaFood Group berpartisipasi mengikuti pameran produk makanan dan minuman yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian di Jakarta, Minggu (31/5/2016).

Pameran ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk manufaktur Indonesia di pasar internasional serta senantiasa berupaya untuk memfasilitasi keikutsertaan perusahaan manufaktur nasional pada kegiatan pameran, baik yang diselenggarakan di dalam negeri maupun di luar negeri. GarudaFood Group memperkenalkan produkminuman ‘ready to serve’ berbahan dasar coklatyakni ‘Chocolatos Choco Drink’.

GarudaFood Group optimis produk ini dapat memenuhi kebutuhan konsumen penikmat coklat di Indonesiadengan segmentasi target dewasa usia 17-35 tahun.

Selain Chocolatos Choco Drink, produk lainnya seperti snack, biskuit, susu, dan minuman antara lain Kacang Garuda, Gery, Chocolatos, SuperO2, Clevo MYTEA, Okky Jelly Drink, Okky Koko Drink dan Mountea juga turut meramaikan pameran.

Dian Astriana (Head of Corporate Communications GarudaFood Group) mengatakan‘Indonesia merupakan negara dengan preferensi rasa coklat yang dominan,sebanyak 85% produk biskuit GarudaFood Group berbahan dasar coklat. Hal ini dapat terlihat dari produk unggulan kami yakni Chocolatos Wafer Stick yang telah terlebih dahulu hadir dan sukses sebagai market leader.

Chocolatos Choco Drink merupakan inovasi dan pengembangan dari produk tersebut dengan mengutamakan bahan dasar coklat berkualitas tinggi. GarudaFood Group melihat peluang yang cukup besar untuk potensi konsumsi coklat di Indonesia.

Konsumsi coklat per kapita Indonesia 300 gram masih sangat rendah dibandingkan negara Swiss 15 kg per kapita, negara Asia lainnya seperti Malaysia dan Singapura sebesar 1 kg konsumsi per kapita. Produksi kakao di Indonesia saat ini 450 ribu ton dari kapasitas 600 ribu ton di luar bahan baku coklat import. Kami optimis, Chocolatos Choco Drink dapat diterima pasar dengan baik,’ ungkapnya.

BERITA REKOMENDASI

Dalam sambutan Menteri Perindustrian yang disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Penguatan Struktur Industri Ngakan Timur Antara, Pertumbuhan industri non migas pada triwulan I tahun 2016 sebesar 4,46%, lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama tahun 2015 sebesar 5,26%.

Meskipun demikian, industri makanan dan minuman terus mengalami pertumbuhan pada triwulan I tahun 2016 sebesar 7,55% lebih besar bila dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 7,54%. Pertumbuhan industri makanan dan minuman juga dapat dilihat dari investasi di bidang industri makanan dan minuman, perkembangan realisasi investasi pada triwulan I tahun 2016 sebesar Rp. 8,9 Triliun untuk PMDN dan PMA sebesar US$ 468,86 juta.

Dilansir dari pidato Menteri Perindustrian yang disampaikan pada Peringatan hari kakao Indonesia ke-3 September tahun 2015 lalu, mengatakan bahwa sampai saat ini Indonesia masih merupakan produsen biji kakao terbesar ke-3 dunia setelah Pantai Gading dan Ghana, dengan produksi biji kakao pada tahun 2014 mencapai sebesar 370 ribu ton (data ICCO). Konsumsi cokelat Indonesia pada tahun 2012 baru sebesar 0,2 kg/kapita/tahun meningkat menjadi 0,5 kg/kapita/tahun pada tahun 2014 dan diharapkan pada akhir tahun 2015 menjadi sebesar 0,6 kg/kapita/tahun.

GarudaFood Group sebagai Industri makanan dan minuman terus berupaya untuk menyediakan produk siap saji yang aman, bergizi dan bermutu dengan memenuhi ketiga aspek utama tersebut seperti yang disarankan kementerian perindustrian untuk penerapan SNI, Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Food Hygien, Food Safety, Food Sanitation, Penerapan Standar Pangan International (CODEX Alimentarius) yang menjamin bahwa perusahaan menerapkan cara pengolahan dan sistem manajemen keamanan pangan yang baik mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan, serta distribusi dan perdagangannya.

Hingga saat ini GarudaFood telah memimpin pasar pada berbagai kategori, antara lain: merek Garuda untuk kategori kacang, Okky untuk kategori minuman berbasis jelly, Mountea untuk kategori minuman berbasis teh, Chocolatos untuk kategori wafer stick premium, Clevo untuk kategori Dairy dan SuperO2 untuk kategori functional drink.


GarudaFood Group juga mulai diperhitungkan di kategori biskuit dengan merek Gery dan makanan ringan dengan merek Leo. Untuk pasar global, GarudaFood Group memfokuskan bisnisnya di Negara ASEAN & India yang merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk menjadi pemain Regional. GarudaFood juga bekerja sama dengan Suntory Beverage & Food di bidang bisnis minuman non-alcohol sejak 2011 silam dan mendirikan perusahaan joint venture dengan nama Suntory Garuda Beverage, yang telah sukses meluncurkan minuman Mytea di kategori minuman teh dalam kemasan botol.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas