Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Siap-siap Harga Daging Ayam Juga Merangkak Naik

Ia mengatakan puncak kenaikan harga akan terjadi saat lima hari menjelang Idul Fitri

Penulis: Yurike Budiman
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Siap-siap Harga Daging Ayam Juga Merangkak Naik
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pedagang ayam potong melayani pembeli di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Senin (16/5/2016). Sebulan menjelang Ramadan harga ayam potong turun dari Rp 35.000 menjadi Rp 32.000 per kg. Penurunan harga ini diharapkan dapat stabil hingga memasuki Ramadan nanti dan para pedagang meminta kepada pemerintah untuk bisa mengendalikan harga yang cenderung melonjak tajam pada momen seperti ini. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Jelang puasa, tak hanya daging sapi yang mengalami kenaikan harga namun begitu pula dengan daging ayam.

Yadi, salah seorang pedagang ayam di Pasar Sunter Hijau mengatakan kenaikan harga ayam sudah terjadi sejak dua minggu lalu.

"Sudah dari setengah bulan yang lalu ayam negeri dari Rp 30 ribu sekarang Rp 45 ribu, tapi biasanya pas Lebaran turun. Kalau ayam kampung ukuran besar dari semula Rp 70 ribu naik jadi Rp 85 ribu per potong. Kalau ukuran kecil Rp 45 ribu," ujar Yadi pada Kamis (2/6/2016).

Ia mengatakan puncak kenaikan harga akan terjadi saat lima hari menjelang Idul Fitri.

"Lima hari sebelum Lebaran ayam jago itu bisa Rp 100 ribu," ujarnya.

Kenaikan harga juga dialami pedagang ayam di Pasar Serdang, Kemayoran seperti Yanto.

Ia menuturkan, kenaikan harga ayam sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir sebelum puasa tiba.

BERITA TERKAIT

"Rata-rata harga ayam potong Rp 40-45 ribu per ekor. Sebelumnya yang kecil-kecil Rp 25 ribu juga dapat. Ini karena pasokan ayam hidup dari distributornya agak terhambat juga, belum pakannya," ujarnya.

Terkait hal itu, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansuri menyampaikan salah satu faktor para pedagang menaikkan harga bergantung juga dengan distribusi.

"Supply nya itu memang bergantung pada distribusi. Kalau distribusinya itu tidak seimbang, tidak sesuai dengan permintaan, kami meyakini bahwa harganya di beberapa daerah tinggi," kata Mansur saat dihubungi Tribunnews.com pada Kamis (2/6/2016).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas