Tiga Komoditas Pangan yang Alami Kenaikan Harga Jelang Ramadan
Kenaikan signifikan itu ada di bawang merah, gula, dan daging sapi.
Penulis: Yurike Budiman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) menyebutkan terdapat tiga komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan menjelang bulan suci Ramadan.
"Kenaikan signifikan itu ada di bawang merah, gula, dan daging sapi. Itu komoditas yang sekarang kenaikannya luar biasa," kata Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri saat dihubungi Tribunnews.com pada Kamis (2/6/2016).
Mansur menjelaskan, kenaikan harga yang terjadi tahun ini berbeda dengan yang dialami pedagang tahun-tahun sebelumnya.
"Di tahun-tahun sebelumnya, kenaikan itu terjadi tiga hari atau satu minggu menjelang puasa tapi ini satu bulan menjelang puasa sudah naik cukup tajam. Seperti bawang merah berada pada kisaran Rp 35-42ribu," tuturnya.
Ia juga tidak membantah adanya penjual yang mematok harga daging sapi hingga Rp 150 ribu beberapa hari sebelum puasa tiba.
"Daging sapi disebutkan tadi ada yang Rp 150 ribu kami mengiyakan karena memang ada faktor lain yang memang berpengaruh pada harga yang cukup tinggi. Kami meyakini untuk puasa ini harganya masih stabil tinggi," ujar Mansur.
Menurutnya, pemerintah harus segera mengambil langkah agar mengantisipasi upaya pengendalian harga.
"Jangan sampai Ramadhan sebentar lagi pemerintah tidak bisa mengendalikan dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena waktunya yang terlalu mepet," ujarnya.
Di samping itu, pedagang bawang di Pasar Mandiri, Kelapa Gading, Jakarta Utara mengatakan harga bawang dan cabai masih relatif stabil.
"Jelang puasa gak ada kenaikan sih. Malah sudah tiga hari ini bawang merah tadinya Rp 50 ribu jadi Rp 43 ribu sekarang. Kalau cabai keriting masih stabil Rp 40 ribu," ujar Titi, salah satu pedagang yang ditemui Tribunnews.com pada Kamis lalu.
Hal yang sama juga dialami Supatmi, pedagang bawang di Pasar Sunter yang mengatakan tidak ada kenaikan harga.
"Belum ada kenaikan lagi, cabai masih Rp 40 ribu. Kalau bawang kata Pak Presiden mau jadi Rp 25 ribu saya rasa gak mungkin. Bawang di sana saja kalau hujan rusak panennya jadi mahal," ujarnya ditemui Tribunnews.com pada Sabtu (4/6/2016) pagi sambil menanggapi wacana kuota impor yang sempat disampaikan Presiden beberapa waktu lalu.
Wacana tersebut juga memancing komentar penjual daging sapi yang harganya naik hampir 80 persen.
"Daging impor tak sesuai dengan konsumen sini. Daging yang mau diimpor itu agak berair, itu harganya Rp 80 ribu tapi gak bisa masuk ke tukang baso, gak terpakai," ujar Elan, salah satu pedagang sapi di Pasar Sunter.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.