Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Perbesar Basis Pembayar Pajak untuk Pembangunan

Tax Amnesty akan membantu menambah pendapatan negara.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Perbesar Basis Pembayar Pajak untuk Pembangunan
Harian Warta Kota/Henry Lopulalan
MEA CENTER - Ketua Umum Partai Parkindo Hary Tanoesoedibjo memberi sambutan dalam peresmian MEA Center Perkindo di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (1/5/2016). Partai Perkindo meberi kesempatan menimba bekal bagi masyarakat untuk masuk dalam Masyarakat Ekonomi Asia. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tax Amnesty akan membantu menambah pendapatan negara.

Namun langkah tersebut tidak menyelesaikan kebutuhan pendanaan untuk membangun Indonesia.

Begitulah penuturan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo saat menjadi pembicara dalam seminar bertajuk Tax Amnesty, Peluang atau Ancaman di BTC Fashion Mall, Kota Bandung, Minggu (12/6/2016).

Menurutnya tax amnesty adalah hal yang baik, apalagi kebutuhan untuk meningkatkan pemasukan pajak sangat besar. Mengingat ada kekurangan penerimaan negara. Namun adanya Tax Amnesty tidak serta merta menyelesaikan atau bisa memenuhi kekurangan anggaran untuk pembangunan. Karena nilainya tidak cukup besar.

Potensi dana masuk sebesar Rp 2000 triliun tak seluruhnya bisa digunakan untuk membangun. “Banyak yang salah persepsi dengan Tax Amnesty, seakan-akan bila Rp 2.000 triliun masuk Indonesia, bisa digunakan untuk membangun. Padahal tidak, yang masuk ke kas negara yang merupakan bagian pengampunannya sekitar 2%-4% atau sekitar Rp 40 triliun-Rp 60 triliun,” tegas HT dalam seminar tersebut.

Padahal seperti diketahui pajak adalah bahan bakar pembangunan. Sekitar dua pertiga kebutuhan pembangunan dibiayai oleh pajak.

Pemerintah, lanjut HT, seharusnya memperbesar basis pajak. Dengan mendorong masyarakat menengah ke bawah untuk naik kelas. “Tanpa mereka naik kelas, basis pembayar pajak tidak akan bertambah,” kata HT.

Berita Rekomendasi

Di depan ribuan peserta seminar, HT menuturkan Indonesia hanya akan berputar-putar bila tak segera mengubah strategi ekonominya. Seharusnya kata HT, Indonesia memberlakukan ekonomi kerakyatan. Membuat kebijakan yang berbeda dengan kelompok yang berbeda.

Ada perlakuan khusus bagi masyarakat menengah bawah agar mereka bisa tumbuh lebih cepat. Diantaranya kemudahan akses modal murah, pelatihan dan proteksi. Sehingga mereka bisa bertumbuh menjadi penggerak ekonomi. “Membangun indonesia harus membangun masyrakatnya, dari yang tidak produktif menjadi produktif,” pungkas HT.

Chandra Tambayong, BOC Bandung Inti Graha (BIG). Dalam kesempatan tersebut mengatakan HT adalah sosok yang komplit tak hanya sebagai pengusaha sukses namun juga mampu memberikan pencerahan sebagai pendidik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas