BUMN: Saingi Telkomsel, Pemilik Indosat Harus Suntikkan Dana untuk Bangun Jaringan
keunggulan Telkomsel atau Telkom dari pesaingnya sekarang karena konsisten dalam berinvestasi untuk memperluas jaringan.
Editor: Sanusi
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menegaskan, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sudah memberikan dukungan yang sama kepada semua operator telekomunikasi untuk mengembangkan usahanya.
“Dukungan yang diberikan kepada Telkomsel dan Telkom sebagai perusahaan BUMN sejauh ini juga masih dalam batas yang wajar. Buktinya, tidak ada tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) bagi dua perusahaan pelat merah tersebut. Kalau monopoli segala macam, apa yang mau dimonopoli? Semua sudah sama,” kata dia.
Dia menyarankan, agar bisa bersaing dengan Telkom Group, pemilik Indosat menyuntikkan dana untuk membangun jaringan.
“Harusnya Indosat melakukan sesuatu agar bisa berkembang,” ujar Harry.
Sulit Bersaing
Seperti diketahui, tudingan Telkom Group melakukan diskriminasi dalam berbisnis dilontarkan oleh CEO Indosat Alexander Rusli karena gagal dalam negosiasi sewa backbone di Maluku. Telkom beralasan kapasitas terbatas dan mengutamakan digunakan oleh Telkomsel.
Tak hanya itu, Indosat juga menuding tak diperlakukan secara adil dalam negosiasi untuk pembukaan interkoneksi sehingga sulit bersaing di luar Jawa.
Indosat kemudian meluncurkan layanan Rp 1 per detik, yang kampanye iklannya menyinggung tarif Telkomsel.
Menkominfo Rudiantara turut mengomentari aksi Indosat ini. Rudiantara mempertanyakan keberlangsungan bisnis Indosat jika mengenakan tarif Rp 1 per detik. Kedua, mengenai cara atau etika berkomunikasi dalam hal beriklan.
Untuk meredakan "perang" Indosat Ooredoo dan Telkomsel, Rudiantara mengaku sudah meminta Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) memanggil Indosat. (Aprillia Ika)