Brexit Diyakini Tak Berdampak Pada Kinerja Koperasi di Indonesia
"Nggak ada pengaruh, saya meyakini perkataan Dubes Indonesia untuk Inggris."
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) (Brexit) membuat perubahan strategi politik dan ekonomi di berbagai negara.
Hal yang menjadi fokus para pengusaha saat ini sektor perdagangan yang berada di Inggris.
Deputi bidang Kelembagaan, Kemenkop UKM Choirul Djamhari memaparkan dari sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) tidak terpengaruhi adanya Brexit.
"Nggak ada pengaruh, saya meyakini perkataan Dubes Indonesia untuk Inggris," ujar Choirul Djamhari di Jakarta, Senin (27/6/2016).
Choirul memaparkan angka ekspor produk UKM ke Inggris non migas 11 persen dari total neraca perdagangan. Sedangkan nilai impor produk UKM hanya 9,95 persen di tahun lalu.
"Pengaruh kecil, kalaupun ada tidak berpengaruh," kata Choirul.
Sedangkan dari sektor koperasi, Choirul memaparkan Indonesia jarang melakukan kerjasama dengan Inggris.
"Koperasi kita tidak banyak terlibat ekspor impor dengan Inggris," papar Choirul.
Sebelumnya diberitakan tribunnews.com, Economist, Head of Research Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih memaparkan sebaiknya pemerintah dan pengusaha harus bersiap-siap menghadapi efek Brexit. Karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan berasal dari Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung, bisa menurun.
"Foreign direct investment, bisa jadi akan turun," ujar Lana.
Lana memaparkan sebelum FDI anjlok, pengusaha dan pemerintah harus bahu membahu mendorong perekonomian di dalam negeri secara mandiri.
Regulasi yang dibuat ke depannya menurut Lana, harus mendukung fokus terhadap investor lokal terlebih dahulu.
"Potensi ekonomi domestik harus kita kuatkan," kata Lana.