Inggris Bersiap Hadapi Krisis Ekonomi Setelah Keluar dari Uni Eropa
Itu penurunan tajam bagi salah satu negara maju dengan performa ekonomi terbaik dalam beberapa tahun ini.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Warga Inggris telah diperingatkan selama berminggu-minggu bahwa meninggalkan Uni Eropa akan menyebabkan kerugian ekonomi.
Kini mereka akan mengetahui apakah itu akan benar-benar terjadi.
Para pemimpin keuangan Inggris berupaya meyakinkan rumah tangga, bisnis dan investor bahwa mereka bisa menghadapi krisis yang diperkirakan akan terjadi jika Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit.
Mata uang Pound merosot ke tingkat terendah dalam lebih dari 30 tahun hari Jumat, meningkatkan kekhawatiran mengenai inflasi harga.
Saham-saham di bank-bank dan real estat terbesar di Inggris turun belasan poin sementara para ekonom memprediksi negara itu akan jatuh ke dalam resesi.
Para ekonom memangkas prediksinya terkait Inggris, dengan sebagian memperkirakan negara itu akan mengalami resesi dan tidak akan mengalami pertumbuhan tahun depan.
Itu penurunan tajam bagi salah satu negara maju dengan performa ekonomi terbaik dalam beberapa tahun ini.
Salah satu tanda awal masalah, lembaga pemeringkat Moody’s Investors Service menurunkan status Inggris dari “stabil” menjadi “negatif.”
Hasil referendum, katanya, “akan menyebabkan ketidakpastian yang lama di Inggris, dengan dampak negatif bagi prediksi pertumbuhan jangka menengah di negara itu.” [vm/al].
Sumber: VOA Indonesia