Imbas Brexit Minim, Pasar Properti di Asia Pasifik Masih Prospektif
"Pasar investasi properti Asia Pasifik menawarkan nilai yang baik dibandingkan kelas aset lainnya, khususnya obligasi global."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kondisi ekonomi yang masih melandai dan adanya 'Brexit' diyakini berimbas negatif pada sektor properti. Namun hal itu justru tak terjadi pada sektor properti Asia Pasifik.
Sebagai salah satu kelas aset, sektor properti Asia Pasifik masih tetap atraktif bagi investor-investor asing.
"Pasar investasi properti Asia Pasifik menawarkan nilai yang baik dibandingkan kelas aset lainnya, khususnya obligasi global dengan yield pada rekor terendah," Direktur Eksekutif Colliers International bidang Penilitian di Asia Andrew Haskins, di Jakarta, Rabu (29/6/2016).
Pasalnya, suku bunga di pasar properti dunia, kecuali Amerika Serikat cenderung rendah dan terus turun sejak Krisis Keuangan Global pada 2008-2009.
Tingkat bunga yang ditawarkan AS dalam 10 tahun terakhir mendekati angka 1,48 persen dan kemudian 0,99 persen di Inggris.
Jerman bahkan mengalami penurunan hingga -0,11 persen dan Jepang juga turun hingga -0,19 persen.
Suku bunga tersebut hampir mendekati level terendah dalam sejarah.
"Sebaliknya, yield yang ditawarkan pasar properti Asia Pasifik berada di antara 2,9 persen untuk Hongkong dan 5,7 persen-6 persen untuk Melbourne dan Sydney, serta 6,5 persen untuk Jakarta," jelas Andrew.
Penulis: Ridwan Aji Pitoko