Pasar Properti Memang Lesu, Tapi Harga Sewa Ruang Ritel di Jakarta Masih Bertumbuh
Kondisi permintaan pasar ritel berbanding lurus dengan persediaan hunian.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Konsultan bidang properti PT Jones Lang Lasalle (JLL) menyatakan harga sewa ruang ritel meningkat 1,5 persen pada kuartal II-2016 dibandingkan pada kuartal sebelumnya. Kenaikan ini cukup sehat bagi industri maupun konsumen.
"Rental ada kenaikan sedikit walaupun hanya 1,5% dalam kuartal ini tetapi paling tidak ada peningkatan," kata Kepala Konsultasi Strategis JLL Vivin Harsanto pada paparan pasar properti di Jakarta, Rabu (20/7/2016).
Menurut dia, kondisi permintaan pasar ritel berbanding lurus dengan persediaan hunian.
Bahkan sejumlah perusahaan ritel harus masuk daftar antrian (waiting list) jika ingin menyewa di pusat perbelanjaang yang berlokasi strategis.
"Supply-nya memang cukup terbatas. Kalau dilihat dari pasar office bisa sampai 7-11 juta meter persegi, sedangkan ritel hanya 200.000 meter persegi," ujar Vivin.
Sementara itu, Head of Retail JLL James Austen mengatakan aktivitas pada triwulan kedua tahun ini diwarnai dengan para penyewa (tenant) yang terus melakukan ekspansi di pusat perbelanjaan.
"Para tenant terus melakukan ekspansi di pusat perbelanjaan yang sudah ada dan para lanlord (pemilik) cenderung melakukan repositioning agar pusat perbelanjaang yang mereka miliki selalu terlihat menarik," kata James.
Dia menambahkan ritel sektor makanan dan minuman (food and beverages/F&B) dan fesyen tetap menjadi primadona karena kedua bidang tersebut masih menjadi daya tarik bagi konsumen.
"Budaya hidup kongkow di Jakarta membuat F&B masih mendominasi pasar ritel," ujar Vivin.