Kata Bankir dan Mantan Menteri Keuangan Soal Masuknya Sri Mulyani Dalam Kabinet Kerja
Masuknya Sri Mulyani Indrawati dalam Kabinet Kerja mampu memberikan angin segar terhadap industri keuangan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) berharap masuknya Sri Mulyani Indrawati dalam Kabinet Kerja mampu memberikan angin segar terhadap industri keuangan.
"Perombakan kabinet cukup baik, masuknya Sri Mulyani semoga memberikan sentimen positif bagi bangsa Indonesia," kata Direktur Utama Bank BJB, Ahmad Irfan, Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Menurut Irfan, Presiden Joko Widodo dalam memilih para menterinya sudah mempertimbangkan segala hal, sehingga pos-pos kementerian ataupun lembaga pastinya ditempatkan orang-orang berkompeten di bidangnya.
"Pemerintah sudah memikirkan, the right man on the right Place. Kita memerlukan sosok yang cakap dalam membuat kebijakan-kebijakan perekonomian," ucap Irfan.
Sementara itu, mantan Menteri Keuangan era pemerintahan SBY, Muhammad Chatib Basri menilai, Sri Mulyani memiliki pengalaman yang memumpuni di bidang fiskal, mengingat dirinya pernah menjadi menteri keuangan pada 2006 hingga 2010.
"Kami harap dengan Sri Mulyani join di kabinet, akan ada upaya-upaya yang dilakukan untuk atas ini (ketidakpastian fiskal di tengah di sisi penerimaan)," tutur Chatib.
Menurut Chatib, tantangan Sri Mulyani saat ini yaitu terkait penerimaan pajak yang sampai juni angkanya belum menggembirakan dan mampu mensukseskan program amnesti pajak yang sedang dijalankan pemerintah.
Sri Mulyani Indrawari lahir di Bandar Lampung, Lampung, 26 Agustus 1962, menjadi wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia sejak 1 Juni 2010.
Posisi Menteri Keuangan, pernah dijabat Sri Mulyani pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 7 Desember 2005 hingga 20 Mei 2010.
Ia pun pernah menjabat sebagai Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada 13 Juni 2008 hingga 20 Oktober 2009.
Kemudian dirinya pun pernah menduduki posisi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia pada 21 Oktober 2004 sampai 7 Desember 2005.