Sri Mulyani Mengaku Kerahkan Ahli Kejar Wajib Pajak di Luar Negeri
"Pengusaha ahli menghindarkan, ahli betul. Untungnya Menteri Keuangan yang sekarang sudah cukup ahli juga."
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah saat ini sedang gencar mencari pemasukan dana dari luar negeri. Salah satu instrumen yang dipakai adalah program pengampunan pajak yang digelar sampai sekitar 9 bulan ke depan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan banyak dana pengusaha Indonesia yang dilarikan ke luar negeri.
Ketika Ppemerintah Indonesia berusaha menjangkaunya menuju ke sebuah negara, uang tersebut sudah berpindah ke wilayah lain.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun menegaskan sudah cukup ahli dalam mengejar aliran dana yang keluar masuk negara lain.
Sri Mulyani yakin bisa mendapatkan banyak uang yang disimpan di luar negeri
"Pengusaha ahli menghindarkan, ahli betul. Untungnya Menteri Keuangan yang sekarang sudah cukup ahli juga," ujar Sri di acara sosialisasi tax amnesty, Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Sri pun mengimbau kepada pengusaha Indonesia yang suka menyimpan di luar negeri, untuk segera menghentikan aksinya. Karena negara-negara maju yag tergabung dalam G-20 dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) akan membuka semua data keuangannya masing-masing, sehingga tidak ada celah untuk kabur atau bersembunyi.
"Kita sepakat dengan negara-negara di G20 dan OECD, pengusaha tidak boleh melakuka praktek curang atau menghindari wajib pajak," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menambahkan di 2018 juga akan diterapkan Automatic Exchange Information. Melalui sistem tersebut, semua uang yang disembunyikan baik dari dalam maupun luar negeri akan terbuka akses informasinya.
"Jadi mau taruh uang di bawah bantal, di bawah kasur, keluar negeri. Kami punya datanya lengkap," tegas Sri Mulyani.