Magang di Jepang Gaji Rp 18 Juta/Bulan
Program tersebut sudah berlangsung sejak 1995 dan melahirkan 8 angkatan sejauh ini.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA -- Pemagangan ke luar negeri, khususnya ke Jepang juga bisa didapatkan pencari kerja (pencaker) Kaltim dalam gelaran JMF, Selasa (2/8/2016).
Hal itu Tribun dapatkan saat bertandang ke Stadion Sempaja, Samarinda tempat dilaksanakannya JMF 2016.
"Ini merupakan program pemagangan kerjasama Disnakertrans Kaltim dengan yayasan Im Japan. Tujuannya untuk mengirimkan tenaga kerja Kaltim menimba ilmu bekerja di negeri Sakura. Jangka waktunya pun tak sebentar, 3 tahun. Perusahaan yang ditawarkan juga beragam, mulai bidang air, jasa, hingga industri. Peserta bisa memilih sesuai dengan keahlian yang dimiliki,"ujar Dwi Prasetya, PIC pemagangan ke Jepang.
Program tersebut sudah berlangsung sejak 1995 dan melahirkan 8 angkatan sejauh ini.
"Sekarang sudah 8 angkatan. Terakhir, ada 8 orang dari Kaltim yang ikur program ini. Saya juga termasuk salah satu peserta pemagangan yang telah selesai dan kembali ke Indonesia," ujar Dwi Prasetya.
Untuk pendaftaran serta informasi, program terbuka untuk seluruh mayarakat ber‑KTP Kaltim dengan jenjang usia maksimal 26 tahun.
"Terbuka seluruhnya, walaupun hanya lulus SMA. Pendaftaran serta informasi bisa didapatkan di Disnaker Kab/Kota masing‑masing pelamar. Kami di sini juga sekaligus mensosialisasikan hal itu. Selanjutnya, proses pemagangan akan dilakukan pada 2017 mendatang," katanya.
Lebih lanjut, Dwi Sutanto, salah satu peserta pemagangan yang baru saja selesai mengikuti program tersebut, ikut menjelaskan terkait program ini.
"Banyak ilmu yang bisa didaptkan sesuai dengan pekerjaan yang dijalani di sana. Terasa mengasyikkan jika bekerja di negeri orang. Apalagi di luar negeri. Peserta juga dapatkan sertifikat langsung dari Jepang usai menyelesaikan pemagangan," katanya.
Berbicara soal gaji, Dwi Sutanto menyebut angka yang tak sedikit. "Saya kemarin bekerja di indutsri pembuatan tangki. Gajinya tak sedikit. Rata‑rata RP 10 hingga 18 juta/ bulan," ujarnya.
Meskipun besar, untuk bisa terpilih masuk dalam program ini, pencaker harus melewati beberapa tahapan seleksi.
"Mulai dari tes Matematika dasar, tes ketahanan fisik, wawancara, tes kesehatan, tes bahasa Jepang, hingga tahapan pelatihan harus dilalui peserta. Paling banyak peserta gugur ketika melakoni tahapan ke 3 yakni wawancara, atau di tes ketahanan fisik," sebut Dwi Prasetya.
Di proses pemaganan Jepang tersebut, peserta terpiliih nantinya juga akan menjalani beberapa sistem tahapan pekerjaan.
"Bulan pertama, peserta akan masuk dahulu di tahap training. Selanjutnya bulan ke‑2 hingga 12 akan dievaluasi kompetensinya. Lalu, tahun ke dua, peserta sudah menjalani technical intern training. Di tahap ini, peserta sudah dilindungi Undang‑Undang Perburuhan di Jepang," katanya. (m11)