Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kurang Perhatian Pemerintah, UKM Masih Jadi Anak Tiri di Indonesia

"Gini ratio kita masih tinggi atau sekitar 0,4 padahal pertumbuhan ekonomi kita bagus bahkan nomor tiga di dunia setelah Tiongkok dan India."

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kurang Perhatian Pemerintah, UKM Masih Jadi Anak Tiri di Indonesia
TRIBUNNEWS/ADIATMA
Menteri Ngurah Puspayoga di acara All Business Framework Asia to The World di Gedung Smesco RumahKU, Selasa (9/8/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengungkapkan sampai saat ini kesenjangan pendapatan masih terjadi di Indonesia. Menurut Puspayoga hal ini akibat kurang diperhatikannya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Puspayoga mengatakan kesenjangan pendapatan menyebabkan gini ratio atau tingkat ketimpangan pengeluaran masyarakat di Indonesia masih relatif tinggi.

"Gini ratio kita masih tinggi atau sekitar 0,4 padahal pertumbuhan ekonomi kita bagus bahkan nomor tiga di dunia setelah Tiongkok dan India. Ini artinya ada sesuatu yang salah," ujar Puspayoga di acara All Business Framework Asia to The World di Gedung Smesco RumahKU, Selasa (9/8/2016).

Menurut Mantan Walikota Denpasar itu, kesalahan itu terletak pada belum diperhatikannya upaya pemberdayaan terhadap para pelaku UMKM di Tanah Air.

"Selama ini UKM belum tersentuh upaya pemberdayaan dengan optimal," kata Puspayoga

Ia berpendapat, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak akan ada artinya jika pemerataan pendapatan tidak terdistribusi dengan baik. Dengan kata lain bahwa kesejahteraan hanya dirasakan oleh segelintir kalangan saja.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong semua pihak untuk turut serta dalam upaya pemberdayaan dan pengembangan para pelaku UMKM di Tanah Air melalui berbagai cara.

Berita Rekomendasi

Pihaknya sendiri salah satunya mengembangkan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk para pelaku usaha mikro dengan suku bunga 9 persen per tahun.

"Jika UKM diperhatikan maka terjadi pemerataan kesejahteraan. Sebab tidak ada gunanya pertumbuhan meningkat tapi tidak ada pemerataan," ungkap Puspayoga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas