Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Minyak Dunia Bisa Terguncang Akibat Krisis di Venezuela

Kekacauan ekonomi yang semakin parah di Venezuela dipandang bisa menciptakan guncangan di pasar minyak global.

Editor: Sanusi
zoom-in Harga Minyak Dunia Bisa Terguncang Akibat Krisis di Venezuela
net
Potret kemiskinan di Venezuela. 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Kekacauan ekonomi yang semakin parah di Venezuela dipandang bisa menciptakan guncangan di pasar minyak global.

Sudah terjerembab ke dalam krisis ekonomi dan kemanuasiaan, produksi minyak Venezuela yang merupakan sumber pemasukan terbesar negara itu telah jatuh ke level terendah dalam 13 tahun.

Sejalan dengan situasi yang semakin parah, produksi minyak Venezuela diprediksi bisa semakin rendah.

Sebuah laporan terbaru yang dirilis Center on Global Energy Policy di Columbia University, Amerika Serikat, menyatakan Venezuela adalah risiko yang kian membesar yang dapat mengganggu pasokan minyak global tahun 2017.

Harga minyak dunia kini berada di sekitar 45 dollar AS per barrel, turun secara dramatis dari sekitar 110 dollar AS per barrel dua tahun lalu. Alasan utama jatuhnya harga minyak lantaran terlalu banyak pasokan secara global.

Akan tetapi, sebenarnya batasan antara kelebihan dan kekurangan pasokan amatlah tipis. Venezuela dalam posisinya dapat berada di arah yang berlawanan dari posisinya sebelumnya.

"Venezuela adalah kartu as terbesar. Ekonomi di sana berputar-putar tanpa arah dan kendali. Yang menjadi kekhawatiran adalah produksi minyak bisa semakin jatuh," jelas Matt Smith, direktur riset komoditas di ClipperData, seperti dikutip dari CNN Money, Senin (22/8/2016).

Berita Rekomendasi

Meskipun seluruh negara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah menahan produksi, Venezuela tetap bersikeras menambang minyak. Pasalnya, Venezuela memegang fakta bahwa negara itu memiliki cadangan minyak terbesar di dunia.

Venezuela memproduksi 2,1 juta barrel minyak per hari pada bulan Juni 2016, turun sekitar 30 persen dari 3 juta barrel per hari pada tahun 2008.

Produksi pada bulan Juni 2016 tersebut pun lebih rendah 12 persen dibandingkan produksi tahun sebelumnya.

Menurut laporan yang dirilis Columbia University tersebut, ekspor minyak Venezuela selama paruh pertama tahun 2016 cenderung stagnan bila dibandingkan tahun sebelumnya. Artinya, dampak kekacauan di Venezuela sebenarnya belum begitu terasa.

Venezula menghadapi tantangan besar kalau mau tetap memproduksi dan mengekspor minyak. Perusahaan minyak milik negara, PDVSA, terlilit utang hingga miliaran dollar AS dan banyak pihak yang yakin BUMN tersebut tidak sanggup melunasi utangnya. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)


Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas