Palapa Ring Tengah Mulai Digarap November 2016 dengan Kucuran Dana Rp 975 Miliar
“September sudah bisa ditentukan vendor-nya. Untuk vendor sudah mengerucut jadi 2, dari Asia dan Eropa.”
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Proyek Palapa Ring Paket Tengah telah resmi mendapatkan pendanaan sebesar Rp 975 miliar. Pembiayaan tersebut diberikan setelah sejumlah perusahaan BUMN menandatangi kesepakatan bersama hari ini, Senin (29/8/2016).
Rencananya, Palapa Ring Paket Tengah akan mulai dikerjakan pada November 2016 mendatang.
“Harusnya tiga bulan (November) lagi sudah bisa jalan. Sekarang baru tahap menentukan spesifikasi,” terang Direktur Utama PT Len Telekomunkasi Indonesia (LTI), Raden Wahyu Pantja Gelora saat ditemui KompasTekno seusai acara penandatanganan.
“September sudah bisa ditentukan vendor-nya. Untuk vendor sudah mengerucut jadi 2, dari Asia dan Eropa,” imbuhnya.
LTI merupkan perusahaan yang memimpin konsorsium Pandawa Lima, pemenang tender Palapa Ring Paket Tengah.
Komposisi konsorsium tersebut adalah LTI (51 persen), PT Teknologi Riset Global Investama (34 persen), PT Sufia Technologies (5 persen), PT Bina Nusantara Perkasa (5 persen), dan PT Multi Kontrol Nusantara (5 persen).
Target selesai di 2018
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan harapannya untuk menyelesaikan seluruh proyek Palapa Ring pada 2018.
“Kalau ada yang mulai (beroperasi) 2018 ya silakan. Kalau ada yang baru mulai 2019 pun tidak apa-apa, karena kan sesuai kontrak,” ujarnya.
Proyek Palapa Ring Paket Tengah akan menggelar kabel serat optik sepanjang 2.700 kilometer. Wilayah yang dijangkau antara lain Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kep. Sangihe-Talaud).
LTI baru saja menandatangani perjanjian kerja sama pembiayaan proyek tersebut.
Pembiayaan diberikan oleh sindikasi tiga perusahaan pelat merah, yaitu PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI), serta PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Dalam sindikasi ini, IIF bertindak sebagai mandated lead arranger, sedangkan BNI sebagai joint mandated lead arranger.
Sedangkan dana pinjaman yang dikucurkan total mencapai Rp 975 miliar.
Penulis: Yoga Hastyadi Widiartanto