Miliarder Elon Musk Diambang Kebangkrutan
“Musk pebisnis yang nekat. Tapi kali ini dia bisa meledakkan dirinya sendiri,” ujar Ross Gerber, CEO Gerber Kawasaki Wealth & Investment Management.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Siapa yang tak kenal Elon Musk? Di dunia teknologi, dia kerap disebut-sebut sebagai salah satu orang jenius di abad ini.
Musk merupakan pencetus ide mobil ramah lingkungan dengan basis tenaga listrik. Musk dianggap sebagai pebisnis dengan ide jenius dan visioner.
Sukses dengan perusahaan otomotif Tesla, Musk lalu mendirikan SpaceX, perusahaan yang bercita-cita menguasai bisnis luar angkasa, termasuk menaklukan planet Mars.
Kejeniusan Musk pertama kali terbukti dengan mendirikan sistem pembayaran PayPal.
Dia dan beberapa temannya yang mencetuskan ide sistem pembayaran internet PayPal. Musk juga punya mainan baru bernama Hyperloop One.
Ini adalah perusahaan yang mengembangkan sistem transportasi masa depan yang memakai teknologi levitasi magnetik, yakni mengangkut orang dan barang dalam sebuah tabung yang nyaman dengan kecepatan 750 mil per jam.
Namun, boleh jadi masa depan Musk terjegal ambisinya sendiri. Catatan Bloomberg Billionaires Index, harta Musk lenyap US$ 779 juta dalam sehari pada Kamis (1/9/2016).
Ada dua faktor yang menyebabkan harta orang terkaya ke-37 di Amerika Serikat (AS) ini anjlok. Pertama, harga saham Tesla yang terus anjlok dalam beberapa hari terakhir.
Kedua, Musk dikabarkan mengalami kesulitan dana segar. Rabu lalu (31/8/2016), Musk menggadaikan saham Tesla dan SolarCity senilai US$ 489 sebagai jaminan atas utang pribadi.
Musk juga diketahui tidak lagi menerima gaji sebesar US$ 37.584 dari Tesla. Masalah yang berpotensi menyeret Musk ke dalam kebangkrutan finansial adalah SolarCity.
Ini merupakan perusahaan produsen solar panel dan suplier baterai mobil listrik Tesla. Musk merupakan pendiri dan pemilik mayoritas saham terbesar SolarCity.
Yang menjadi masalah, SolarCity memiliki utang US$ 3 miliar dan hampir bangkrut. Di tengah kondisi kritis, Musk memproses akuisisi dan merger antara SolarCity dan Tesla.
Rencana merger ini menuai protes dari investor Tesla. Alasannya, SolarCity dianggap membebani masa depan keuangan Tesla.
“Musk pebisnis yang nekat. Tapi kali ini dia bisa meledakkan dirinya sendiri,” ujar Ross Gerber, CEO Gerber Kawasaki Wealth & Investment Management, seperti dilansir Bloomberg, kemarin.
Gerber baru saja menjual seluruh saham Tesla senilai US$ 5 juta, terpicu rencana merger Tesla dan SolarCity.
Musk mengajukan akuisisi US$ 2,3 miliar atas nama Tesla terhadap SolarCity. Ancaman kebangkrutan lain datang dari SpaceX, penyumbang 46% dari harta Musk senilai US$ 11 miliar.
Kamis (1/9/2016), roket Falcon 9 milik pabrikan SpaceX meledak dalam peluncuran dan merusak satelit komunikasi Israel.
Reporter: Dessy Rosalina