Pertamina Untung Rp 8,3 Triliun dari Jualan BBM Subsidi
Dari laporan keuangan PT Pertamina (persero) semester I 2016, keuntungan perseroan diambil dari produk-produk bersubsidi.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari laporan keuangan PT Pertamina (persero) semester I 2016, keuntungan perseroan diambil dari produk-produk bersubsidi.
Data tersebut menyebutkan pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) dan penugasan (kerosene, LPG 3kg, solar dan premiun non Jamali) telah memberikan laba hinggga 755 juta dollar AS.
Selain itu Pertamina dapat keuntungan dari penjualan kontribusi BBM PSO dan penugasan mencapai 637 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,3 Triliun dan LPG 3 kg sebesar 117 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,5 Triliun.
Pengamat Ekonomi dari INDEF Enny Sri Hartati mengatakan, Pertamina tidak boleh berdagang dengan rakyat. Apalagi keuntungan yang diambil Pertamian dari menjual BBM bersubsidi seperti premium dan solar.
"Jangan rakyat yang menderita di atas keuntungan Pertamina," ujar Enny, Jumat (23/9/2016).
Enny menyayangkan perseroan tidak membuka harga keekonomian atas BBM subsidi. Menurut Enny masyarakat dipaparkan keuntungan, laba dan kinerja Pertamina tanpa ada keterbukaan harga keekonomian BBM subsidi.
"Pertamina harus terbuka," ungkap Enny.
Dari laporan keuangan, Pertamina memaparkan laba usaha BBM PSO 449,9 persen lebih tinggi dibandingkan periode sama 2015.
Kenaikan laba ini disebabkan oleh rendahnya biaya produk sejalan dengan penurunan harga MOPS (Mid Oils Platts Singapore) dan ICP (harga minyak mentah Indonesia) yang merupakan komponen pembentuk biaya produk.