Tuntutan Teknologi Mesin Dorong Peningkatan Konsumsi BBM Berkualitas
konsumsi BBM berkualitas, seperti Pertalite, dan Pertamax Series makin membesar.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pilihan bahan bakar minyak (BBM) berkualitas yang variatif dan selisih harga jual yang tidak terlalu jauh membuat konsumsi premium terus menurun.
Apalagi kesadaran masyarakat terhadap kualitas BBM dan pengaruhnya terhadap kinerja mesin makin tinggi.
“Mesin-mesin baru memberi respons kinerja yang lebih baik pada gasoline beroktan lebih tinggi. Masyarakat memilih gasoline beroktan tinggi dipilih juga karena harganya yang tidak terlalu jauh dengan premium,” kata Ibrahim Hasyim, Komisoner Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), beberapa waktu lalu.
Harga premium yang saat ini diatur pemerintah hingga akhir 2016 akan tetap dibanderol Rp 6.450-Rp 6.550 per liter untuk wilayah di luar Jawa, Madura dan Bali (Jamali) dan Jamali.
Dengan begitu, harga premium tidak selisih jauh dengan pertalite yang dijual PT Pertamina (Persero) sebesar Rp 6.900 per liter dan pertamax Rp 7.350 per liter.
Menurut Ibrahim, premium juga tidak lagi disubsidi pemerintah, sehingga tidak lagi berpengaruh terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jika saat ini ada yang mengonsumsi premium, bisa jadi karena lebih murah.
“Bisa juga karena ketersediaannya yang lebih luas di seluruh NKRI. Di wilayah tertentu nelayan juga pakai premium,” kata dia.
Ibrahim menambahkan perilaku masyarakat sekarang tidak begitu lagi sensitif terhadap harga karena harga BBM memang lagi rendah.
Masyarakat sekarang juga sudah concern terhadap mutu dan kinerja mesin.
Ini bisa dilihat dari perilaku pengguna sepeda motor yang sudah menggunakan gasoline beroktannya lebih tinggi, seperti pertamax dengan kadar oktan (research octane number/RON) 92, pertalite RON 90.
“Tuntutan teknologi ke depan secara perlahan memang akan mendorong masyarakat untuk memilih gasoline dengan RON 90, 92 dan 95 dan perlahan meninggalkan premium dengan RON88,” tandas Ibrahim.
Berdasarkan data Pertamina hingga 20 September 2016 konsumsi premium makin menyusut. Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, konsumsi premium tercatat turun 28,75 persen.
Sebaliknya, konsumsi BBM berkualitas, seperti Pertalite, dan Pertamax Series makin membesar. Bahkan, konsumsi harian Pertalite dari 1 hingga 20 September 2016 telah melonjak 282 persen dibanding konsumsi pada semester I 2016.
Rata-rata konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium hingga 20 September 2016 tinggal 50 ribu kiloliter (KL) per hari, turun 28,75 persen dibanding rata-rata konsumsi sepanjang semester I 2016 sebesar 70.183 KL per hari.