Bodi Pesawat Sriwijaya Air Bolong Setelah Landing: Bukan Pendaratan Darurat
“Jadi peristiwa ini terjadi setelah landing, bukan pendaratan darurat ataupun RTB (Return To Base)," ujar Corporate Secretary AirNav Indoenesia
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Adiatmaputra Fajar/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/ Airnav) Indonesia menegaskan insiden pada pesawat Sriwijaya Air bernomor penerbangan SJ 565 terjadi setelah pesawat mendarat di Bandara Juanda, Surabaya.
“Jadi peristiwa ini terjadi setelah landing, bukan pendaratan darurat ataupun RTB (Return To Base)," ujar Corporate Secretary AirNav Indoenesia, Didiet Kus Sam Radityo di Jakarta, Selasa (11/10/2016).
Petugas Airnav menerima laporan dari petugas Ramp Sriwijaya tentang badan pesawat yang sobek setelah mendarat.
BACA: Dugaan Penyebab yang Bikin Bodi Pesawat Sriwijaya Air Bolong Saat Mendarat
"Untuk melakukan pemeriksaan kami kemudian menerbitkan NOTAM untuk menutup landasan pacu pada pukul 11.20 WIB-11.35 WIB,” kata Didiet Kus Sam Radityo.
Dijelaskan Didiet, setelah menerima laporan dari pihak Sriwijaya, pihak AirNav beserta Airport Operation Air Side Section Head menuju pesawat di Parking Stand 11.
Kemudian, bersama petugas Teknik Landasan, dilakukan pemeriksaan landasan.
“Setelah pemeriksaan, kami kemudian membuka runway untuk melayani penerbangan. Penutupan hanya 15 menit, setelahnya penerbangan normal kembali,” terang Didiet Kus Sam Radityo.
Atas penutupan landasan pacu ini, Didiet menyampaikan, ada 27 penerbangan yang terkena dampak, 15 pesawat holding arrival, 3 delay departure dan 9 standby start.
“Selanjutnya, pemeriksaan atas peristiwa ini akan dilakukan oleh KNKT. Saat ini Bandara Juanda kembali normal dan AirNav Indonesia sudah melakukan pelayanan penerbangan kepada pengguna jasa,” kata Didiet Kus Sam Radityo.